Kamis, 10 Mei 2012

Dinamika Sosial dan Politik yang Berkembang

 Pendidikan Politik Hadapi banyak Kendala

Pekalongan, Info Publik – Pendidikan politik dalam praktik demokrasi bagi warga masyarakat menghadapi banyak kendala. Diantaranya kebosanan dan ketidak jelasan mandat, absennya ideologisasi partai politik (parpol) dan lain-lain. Hal itu dikemukakan peneliti dan dosen dari Fisipol Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Drs Joko J Prihatmoko Msi pada Pembinaan Sosial Politik yang digelar di Ruang Jetayu, Setda Kota pekalongan, Kamis, (10/5). 

Acara ini diselenggarakan Badan Kesbang Pol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah dengan Kantor Kesbang Pol Kota Pekalongan. Hadir juga sebagai pembicara pada kesempatan tersebut Drs Teguh Yuwono, Dosen FISIP dan Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Menurut Joko absennya iedeologis Parpol terlihat dari tidak berjalanya fungsi parpol, berkembangnya pragmatisme politik dan terbukanya ruang bagi ideologi baru yang tidak terakomodasi dalam sistem atau mengakomodasi sistem. “Selain itu juga terlihat menguatnya kartel politik dan dinasti politik,” tandas pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif LPPI Semarang itu.

Sementara itu Kepala Badan kesbangpol dan Linmas Provinsi jawa Tengah Drs Achmad Rofai Msi menegaskan bahwa sistem demokrasi yang telah diimplementasikan di Indonesia memiliki dampak ganda dalam kehidupan politik, ideologi dan wawasan kebangsaan. “Disatu sisi dampak positif berupa peningkatan partisipasi dan akuntabilitas publik dalam pelaksanaan pemerintahan meningkat disisi lain adapula dampak yang kurang mendukung atau bahkan menghalangi cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegasnya.

Karenanya untuk mengatisipasi dinamika sosial dan politik yang berkembang sejak reformasi terkait gejala konflik sosial dan perlunya kesiagaan masyarakat dan dinamika kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dibutuhkan pemantapan pembinaan sosial politik bagi semua komponen masyarakat. “Apabila dampak-dampak negatif implementasi demokrasi ini tidak ditekan bukan tidak mungkin ideologi bangsa, nasionalisme dan wawasan kebangsaan semakin memudar,” tambahnya. (MC/Humas & Protokol/AN Takari)
sumber :www.pekalongankota.go.id

Tidak ada komentar: