Jumat, 08 Februari 2013

Double Track KA Jakarta-Surabaya Di Lintas Pantura Jawa Berpotensi Molor

JALUR GANDA KA Pantura Bakal Molor

SEMARANG – Pembangunan jalur ganda (double track) kereta api Jakarta-Surabaya di lintas Pantura Jawa berpotensi molor dari jadwal penyelesaian yang diharapkan akibat terkendala progres pembebasan lahan yang belum berjalan maksimal.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tunjung Inderawan mengatakan berdasarkan evaluasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), proyek pembangunan jalur ganda KA lintas Pantura Jawa, khusus jalur Jakarta-Semarang  yang ditargetkan selesai Juli 2013, berpotensi bakal molor lagi.

“Potensi molor itu akibat terkendala progres pembebasan lahan yang saat ini baru mencapai 45%, meski pengerjaan fisik rel jalur ganda itu sudah di atas 60%. Padahal jalur Jakarta-Semarang diharapkan dapat untuk mengantisipasi lonjakan angkutan arus mudik dan balik pada Lebaran mendatang,” ujarnya usai Pembahasan Progres Pembebasan Lahan Proyek Jalur Ganda Lintas Pantura Jawa, Rabu (6/2/2013).

Kondisi itu, lanjutnya, mendorong pihaknya kini berupaya semakin mengintensifkan koordinasi dengan seluruh stakeholder yang terlibat dengan pembangunan jalur ganda Jakarta-Surabaya, lintas Pantura Jawa, guna memaksimalkan progres penyelesaian pembebasan lahan yang diharapkan dua bulan ke depan sudah bisa mencapai 65%, dari posisi saat ini hanya 45%.

Menurutnya, berdasarkan evaluasi Kementerian Perhubungan, pada akhir 2012 progresnya pembangunan secara fisik jalur ganda sudah mencapai 63%,, melebihi 3% dari target 60%.

Namun, dia menambahkan mulai Januari 2013 hingga saat ini justru terjadi penurunan 2% di bawah target, akibat adanya beberapa pekerjaan fisik yang belum bisa dilaksanakan karena terkendala pembebasan lahan.

“Kami harapkan koordinasi yang solid antar berbagai pihak, baik dengan Kementerian Perhubungan, Pemprov Jateng, Kabupaten/kota, Tim Pembebasan Tanah (TPT) maupun Panitia Pembebasan Tanah (P2T) untuk mewujudkan percepatan pembebasan lahan itu,” tuturnya.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengatakan hasil koordinasi dengan jajarannnya dikabupaten/kota beserta Satker Jalur Ganda Tegal-Pekalongan-Semarang dan Satker Jalur Ganda Semarang-Bojonegoro, dibeberapa lokasi masih terkendala pembebasan lahan.

“Sebagian besar memang masih terkait alotnya kesepakatan harga tanah antara yang disiapkan tim aprasial dengan warga, terutama untuk wilayah Tegal hingga Semarang yang cukup susah dibandingkan wilayah Semarang-Bojonegoro, akibat perbedaan karakteristik lahan yang dibebaskan,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, terkait belum adanya payung hukum yang jelas, yang bisa digunakan untuk membebaskan beberapa lahan di tanah dengan status milik negara.

“Kalau ada permasalahan berkaitan dengan status tanah negara sebaiknya langsung segera disampaikan agar segera bisa dibantu dari pusat,” tuturnya.

Dia mengatakan untuk jalur ganda bagian barat (Tegal-Pekalongan-Semarang) diharapkan proses pembebasan lahannnya dapat selesai dua tiga bulan ke depan, disusul pengerjaan fisik, sehingga Juli 2013 sudah siap untuk mendukung angkutan Lebaran.

Kepala Satker Pembangunan Jalur Ganda Tegal-Pekalongan-Semarang, Sutrisno mengatakan pembebasan lahan dibeberapa kabupaten/kota yang menjadi wilayahnya memang tergolong cukup susah, karena banyak lahan produktif milik warga.

“Di Kabupaten Tegal misalnya tinggal satu bidang yang belum dibebaskan, di Pekalongan sudah oke, di Batang dari 22 kelurahan masih 16 yang belum bebas, Kendal dari 25 kelurahan masih 10 yang belum bebas, Kabupaten Semarang dari 18 kelurahan sekitar 86 bidang yang sudah setuju 33 bidang, Kota Semarang bagian Barat di kawasan Jrakah dari 91 bidang yang sudah sepakat baru 44 bidang,” tuturnya. (k39/dba)

Tidak ada komentar: