Di Jateng, Hanya Bersaing dengan Lawang Sewu
PEKALONGAN
- Museum Batik Pekalongan masuk nominasi Lomba Cipta Pesona Wisata
(Cipta) Award 2012 yang digelar Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Museum Batik, yang sebelumnya telah meraih predikat 'Best Practices'
dari Unesco tersebut, bersaing dengan 26 tempat wisata lainnya di
seluruh Indonesia, untuk masuk nominasi predikat 9 terbaik sebagai
destinasi atau tempat tujuan wisata secara tingkat nasional. Guna
keperluan tersebut, Tim Penilai Lomba Cipta Award 2012 yang diketuai
oleh Profesor Yuwono, Rabu (29/8) kemarin mengunjungi Museum Batik
Pekalongan untuk melakukan penilaian secara langsung. Penilaian
dilakukan dengan mewawancarai pihak pengelola Museum Batik, Dinas
Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan, serta mengecek
seluruh ruangan berikut segala aktivitas di dalamnya, serta melihat
beragam koleksi kain batik yang ada.
Di
sela-sela penilaiannya, Prof Yuwono menyampaikan bahwa Cipta Award 2012
adalah yang ke tiga kalinya diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat.
Dipaparkan, Cipta Award merupakan suatu ajang kompetisi tingkat
nasional yang diberikan kepada pengelola daya tarik wisata sebagai
salah satu wujud apresiasi pemerintah. "Untuk mendorong pengelola
pariwisata dalam meningkatkan kualitas pengelolaan daya tarik wisata
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan," paparnya.
Disebutkan
Yuwono, untuk tahun ini, dari 160 destinasi wisata di 28 provinsi yang
mengikuti lomba, hanya 56 yang masuk tahap dua. Kemudian, dari jumlah
itu, disaring lagi dalam seleksi tahap tiga menjadi hanya 27 saja. Dan,
yang masuk dalam tahap ini, di Jawa Tengah hanya ada dua dari enam
tempat wisata yang diikutkan. Dua tempat wisata tersebut Lawang Sewu
dan Museum Batik Pekalongan yang masuk katagori daya tarik wisata
budaya. "Candi Borobudur, yang tahun lalu masuk, kali ini tidak. Di
Provinsi Jateng hanya ada dua yang lolos, yakni Lawang Sewu dan Museum
Batik Pekalongan," ungkapnya.
Diungkapkan,
pada tahun-tahun sebelumnya, Provinsi Bali selalu mendominasi perolehan
predikat Cipta Award. Menurutnya, hal itu disebabkan karena pengelolaan
tempat wisata di sana sudah tergolong sangat baik. "Tapi untuk menuju 9
besar Bali juga harus bersaing penilaian dengan daerah lain," tandas
Yuwono. Yuwono menjelaskan, setelah melalui sejumlah tahapan penilaian,
nantinya hanya akan dipilih 9 destinasi wisata yang akan menjadi
nominator terbaik, memperebutkan beberapa award sebagai destinasi
pariwisata nasional. Pemenang Cipta Award nantinya akan diumumkan pada
Hari Pariwisata Internasional di Jakarta, 27 September mendatang.
Diungkapkan
pula, ada sejumlah katagori yang dinilai, yakni daya tarik wisata alam,
buatan, dan budaya. Sementara aspek yang dinilai yakni lingkungan,
ekonomi, hingga sosial budaya. "Apakah destinasi wisata tersebut
mempunyai manfaat menyeluruh bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya,
apakah kelestariannya terus dijaga, lalu kesinambungan mewariskan nilai
budaya pada generasi penerusnya seperti apa, itu dinilai semua. Jadi
bukan hanya dari sisi besar tidaknya jumlah pengunjungnya," tandasnya.
Yuwono
menilai, Museum Batik Pekalongan telah melakukan beberapa hal yang
disyaratkan dalam penilaian tersebut. Ia dan tim melihat sendiri ada
sejumlah siswa SD yang sedang belajar membatik di ruang workshop. Lalu,
beragam koleksi yang disimpan dalam sejumlah ruang, mulai dari ruang
batik pesisiran, batik nusantara yang berisi koleksi tokoh nasional,
maupun ruang batik pedalaman. Juga, keberadaan sebuah ruangan yang
digunakan sebagai semacam bungker untuk menyimpan benda-benda
peninggalan zaman penjajahan Belanda serta tempat koleksi kain batik
berbagai generasi. "Di sini bagus juga, bahwa batik sudah masuk
kurikulum sekolah, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi,"
imbuhnya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan (Dishubparbud)
Kota Pekalongan Drs Doyo Budi Wibowo MM yang didampingi Kepala UPTD
Museum Batik Pekalongan Tanti Lusiani mengaku senang Museum Batik masuk
nominasi 27 besar Cipta Award 2012. Untuk bisa meraih predikat
destinasi wisata nasional terbaik, Pemkot Pekalongan telah melakukan
sejumlah upaya. "Seperti merevitalisasi Museum Batik agar lebih baik
lagi," jelasnya.
Doyo
menambahkan, tahun ini, selain Museum Batik yang masuk nominasi Cipta
Award, ada predikat lain yang ditunggu masyarakat Kota Batik. Yakni,
Kampoeng Batik Kauman juga masuk 15 nominasi nasional Desa Wisata
terbaik. Sehingga, berbagai persiapan di lokasi wisata itu makin
ditingkatkan, seperti keberadaan home stay yang semula hanya berjumlah
6 tempat, bertambah menjadi 8, termasuk penjual kuliner juga bertambah.
"Kemudian, warga setempat juga sekarang tengah melakukan kegiatan
pembuatan cinderamata, sehingga memang kami betul-betul mempersiapkan
daerah menjadi destinasi pariwisata agar layak masuk tingkat nasional,"
jela Doyo (way)
sumber:www.pekalongankota.go.id