Dibuka Pertengahan April
PEKALONGAN –
Pasar Terpadu di Kelurahan Kuripan, Kecamatan Pekalongan Selatan yang
telah selesai dibangun, rencananya juga akan digunakan untuk tempat
pemotongan hewan. Pemkot Pekalongan saat ini telah menerima sedikitnya
15 calon pedagang yang akan menjalankan usaha pemotongan hewan.
Demikian
disampaikan Walikota Pekalongan, M Basyir Ahmad, Senin (16/3). “Selain
nanti untuk pasar burung kicau dan dara, ikan hias, dan ayam, juga di
situ akan ada tempat untuk pemotongan hewan. Sudah ada 15 pedagang untuk
pemotongan hewan yang sudah terdata,” kata Basyir.
Dia
menjelaskan, saat ini pihaknya terus berbenah dan mengkoordinasi calon
pedagang yang akan menghuni Pasar Kuripan Terpadu yang rencananya akan
dioperasikan mulai April mendatang. Selain untuk pasar hewan yang akan
dikumpulkan secara terpadu, dia menambahkan, Pasar Kuripan juga akan
digunakan sebagai tempat pemotongan hewan. Seperti kambing, sapi dan
lainnya. “Pasar terpadu Kuripan sesuai rencana akan dibuka paling lambat
15 April mendatang,” katanya.
Dalam
membangun Pasar Terpadu Kuripan, pihaknya melibatkan beberapa instansi.
Yakni Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM, Dinas Pertanian
Peternakan dan Kelautan (DPPK), dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
“Jadi
masing-masing dinas mengkoordinasi masing-masing pedagang yang akan
direlokasi. Sementara untuk DPU, menjalankan agar bagaimana sanitasi
atau pembuangan untuk dipasar bisa berjalan dengan baik. Jangan sampai
ada tempat pemotongan hewan, namun dainase atau pembuangan limbahnya
buruk,” katanya.
Untuk
sistem pengelolaan Pasar Terpadu Kuripan, menurut Basyir, belum
menggunakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti yang telah masuk
dalam rencana sebelumnya. Namun, dia menambahkan, masih akan menggunakan
Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD).
Dikelola UPTD
“Pedagang
sudah clear semua dan setuju untuk direlokasi ke Pasar Terpadu Kuripan.
Tapi memang sementara pengelolaan masih dengan UPTD. Pengelolaan akan
menjadi BLUD nanti akan diputuskan pada sekitar Mei. Saat ini masih
disiapkan secara matang untuk BLUD,” ucapnya. Untuk menjadi BLUD, Basyir
menjelaskan, harus ada manajemen yang baik, regulasi yang jelasn, dan
paling penting mengedepankan pelayanan yang berkualitas.
“Jangan
sampai pelayanan jelek. Pasar sengaja tidak kami buat perusahaan
daerah, karena jika hanya mencari keuntungan maka akan kalah dengan
pasar modern. Untuk itu, saat ini kita sedang pertimbangkan untuk
membuat regulasi dan manajemen yang baik namun tetap mengedepankan
pelayanan bukan semata keuntungan,” ujarnya.
Pasar
Terpadu Kuripan, merupakan pasar terpadu yang akan menampung seluruh
pedagang hewan di Kota Pekalongan. Yakni untuk pedagang ikan hias yang
sebelumnya berada di Pasar Sayun, Pasar burung di Pasar Podosugih dan
Sorogenen, dan pedagang-pedagang hewan lainnya yang tersebar di beberapa
pasar di Kota Pekalongan.
Sementara
itu Kepala Disperindagkop Kota Pekalongan, Supriono kepada Suara
Merdeka menjelaskan, pembangunan Pasar Terpadu Kuripan dilaksanakan
dalam tiga tahap. “Pembangunannya sampai sekarang baru selesai tahap
II,” ucapnya. Dia menambahkan, pembangunan tahap I menghabiskan biaya
Rp 4,7 miliar. Rinciannya dari APBN 2014sebesar Rp 3 miliar lebih, dan
APBD Kota Pekalongan 2014 sebesar Rp 3,7 miliar. Sedangkan pembangunan
tahap II, kata Supriono, menghabiskan biaya Rp 1,1 miliar. Dana
diperoleh dari APBD Perubahan 2014.
Adapun
pembangunan tahap III akan dkerjakan dalam waktu dekat ini dengan biaya
sebesar Rp 1.250.000.000 dari APBD Kota Pekalongan 2015. Dengan
demikian total biaya pembangunan Pasar Terpadu Kuripan sebesar Rp 7,1
miliar. (enn-15)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 17-03-2015)