Batik Bikers Santuni Yayasan Al Maktab
SANTUNI
- Klub Bikers Batik Pekalongan bersama dengan Klub Wild Hogs (Tegal)
dan Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Semaranga menggelar kegiatan
penyantunan kepada Yayasan Panti Asuhan Al Maktab di daerah Simbang
Kulon gang 4.
SAMPANGAN
- Klub Motor Gede (Moge) yang tergabung dalam Batik Bikers Pekalongan
mengadakan kegiatan penyantunan kepada Yayasan Panti Asuhan Al Maktab
yang berada di daerah Simbang Kulon gang 4, Minggu (18/11). Kegiatan
tersebut juga diikuti oleh Klub Wild Hogs (Tegal) dan Ikatan Motor
Besar Indonesia (IMBI) Semarang yang sengaja diundang untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Sekjen
Batik Bikers, Syarif Muhammad Bahauddin menjelaskan kegiatan
penyantunan tersebut merupakan agenda rutin yang akan dilaksanakan
setiap tahunnya. Sedangkan untuk kegiatan rutin mingguan, Batik Bikers
menggelar acara Riding dan Sunday Kuliner.
Acara
penyantunan tersebut berupa kasur, lemari pakaian, tempat jemuran
pakaian dan juga TV yang langsung diterima oleh Ketua Yayasan Al
Maktab, H Mirza didampingi penghuni panti asuhan tersebut. Selain
bantuan tersebut, anak-anak yatim di panti asuhan Yayasan Al Maktab
juga diberikan uang saku. "Pada kali ini kami mengadakan kegiatan
sosial berupa penyantunan kepada para penghuni panti asuhan Yayasan Al
Maktab. Kegiatan kami adakan bersama dengan Klub Moge dari Tegal dan
Semarang," bebernya.
Berdiri
pada 1 November 2011, saat ini Batik Bikers Pekalongan telah memiliki
anggota yang berjumlah 35 orang. Tidak semua anggota tersebut berasal
dari Kota Pekalongan saja tapi juga dari daerah sekitar seperti
Kabupaten Pekalongan dan Batang. Untuk acara kumpul-kumpul, biasanya
diadakan di Jalan Diponegoro atau tepatnya di depan Apotek Ibukota yang
diadakan setiap malam minggu. Sedangkan Basecamp Klub Moge Batik Bikers
Pekalongan berada di Jalan Blimbing No 4.
"Kami
memiliki semboyan 'Endless Rolling Brotherhood' yang berarti bahwa
persaudaraan yang terjalin tidak akan pernah putus. Walaupun begitu,
kegiatan yang dilaksanakan oleh Batik Bikers lebih merupakan kegiatan
santai sebagai penyaluran hobi," katanya.
Menanggapi
keberadaan Klub-klub Moge yang sering ugal-ugalan di jalan, Syarif
Muhammad Bahauddin mengatakan jika tidak semua pengendara Moge berlaku
seperti itu dan biasanya hanya terjadi pada oknum-oknumnya saja. Namun
dirinya mengaku jika memang pada saat berada di jalan, para pengendara
Moge sering meminta pengguna jalan lain agar minggir ketika rombongan
tersebut hendak lewat.
"Itu
kami lakukan karena Moge berbeda dengan motor jenis lainnya, apabila
hendak mengerem membutuhkan kekuatan yang besar dan tidak bisa serta
merta berhenti. Sehingga membutuhkan ruang yang luas untuk
menghindarkan dari laka lantas. Idealnya jarak antara Moge satu dengan
lainnya sekitar enam meter," jelasnya. (ap15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar