LOMBA RANCANG BUSANA DAN MOTIF BATIK
Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan Ir. H. Susiyanto, MM secara
resmi menutup Batik Nusantara Expo 2013 tadi malam (6/10/13) di
International Batik Center (IBC) Wiradesa. Rangkaian kegiatan selama
expo ini dipungkasi dengan lomba rancang batik dan motif batik.
Sekda dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya dunia (world heritage) yang kita miliki. “Kami selaku pemda sangat mengapresiasi batik expo semacaam ini. Bagi kita, batik ibarat roh, yang akan selalu ada dan tidak akan pernah hilang sampai kapanpun. Selain itu, juga ibarat nafas kehidupan. Jika batik tersendat, maka hidup kita, utamanya para pengusaha batik akan tersengal-sengal kena asma, alias megap-megap”, ujarnya.
Sekda menambahkan, batik artinya mbabar titik. Dari sebuah titik tersebut kemudian dibuat motif atau gambar batik. “Motif atau gambar batik ini sangat penting untuk terus diperbaharui atau inovasi. Jangan sampai batik yang kita geluti selama ini mengalami titik jenuh dan menjadi monoton. Oleh karena itu, mari kita terus berusaha mengembangkan batik, bagaimana para perancang atau desainer menuangkan ide-ide kreatif dalam membuat motif. Diharapkan kedepan, melalui kegiatan seperti ini batik akan bisa melembaga dan terus lestari”, jelasnya.
Sementara pengusaha batik, Failasuf yang menjadi salah satu juri lomba rancang busana dan motif batik, dalam sambutannya mengatakan sangat senang dengan kegiatan lomba karena diikuti oleh anak muda yang kedepan diharapkan dapat menjadi penerus para perancang batik yang senior. “Saya berharap, semoga untuk tahun-tahun mendatang peserta lomba bisa lebih banyak. Selain itu, dari lomba rancang busana dan motif batik ini dihasilkan karya-karya baru yang lebih kreatif dan beragam”.
Penilaian lomba rancang busana didasarkan pada aspek orisinalitas/keaslian, kreativitas dan komposisi bahan dan warna. Hasilnya untuk juara 1 Raswadi dari Wiradesa, juara 2 Ganang dari Karangdadap dan juara 3 Subekti dari Wiradesa. (rizka dan tim dokumentasi humas).
Sekda dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya dunia (world heritage) yang kita miliki. “Kami selaku pemda sangat mengapresiasi batik expo semacaam ini. Bagi kita, batik ibarat roh, yang akan selalu ada dan tidak akan pernah hilang sampai kapanpun. Selain itu, juga ibarat nafas kehidupan. Jika batik tersendat, maka hidup kita, utamanya para pengusaha batik akan tersengal-sengal kena asma, alias megap-megap”, ujarnya.
Sekda menambahkan, batik artinya mbabar titik. Dari sebuah titik tersebut kemudian dibuat motif atau gambar batik. “Motif atau gambar batik ini sangat penting untuk terus diperbaharui atau inovasi. Jangan sampai batik yang kita geluti selama ini mengalami titik jenuh dan menjadi monoton. Oleh karena itu, mari kita terus berusaha mengembangkan batik, bagaimana para perancang atau desainer menuangkan ide-ide kreatif dalam membuat motif. Diharapkan kedepan, melalui kegiatan seperti ini batik akan bisa melembaga dan terus lestari”, jelasnya.
Sementara pengusaha batik, Failasuf yang menjadi salah satu juri lomba rancang busana dan motif batik, dalam sambutannya mengatakan sangat senang dengan kegiatan lomba karena diikuti oleh anak muda yang kedepan diharapkan dapat menjadi penerus para perancang batik yang senior. “Saya berharap, semoga untuk tahun-tahun mendatang peserta lomba bisa lebih banyak. Selain itu, dari lomba rancang busana dan motif batik ini dihasilkan karya-karya baru yang lebih kreatif dan beragam”.
Penilaian lomba rancang busana didasarkan pada aspek orisinalitas/keaslian, kreativitas dan komposisi bahan dan warna. Hasilnya untuk juara 1 Raswadi dari Wiradesa, juara 2 Ganang dari Karangdadap dan juara 3 Subekti dari Wiradesa. (rizka dan tim dokumentasi humas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar