Pemkot Gunakan Aplikasi OSS Terbanyak di Dunia
PEKALONGAN
- Pemerintah Kota Pekalongan mendapat penghargaan dari Museum Rekor
Dunia Indonesia (MURI), kategori instansi pengguna aplikasi Open Source
Software (OSS) terbanyak. Piagam penghargaan itu diserahkan langsung
oleh Ketua Umum sekaligus pendiri MURI, Jaya Suprayana, kepada Walikota
Pekalongan dr HM Basyir Ahmad, pada acara pembukaan Pekan Batik
Internasional (PBI) 2013 di Jetayu, Kota Pekalongan, Rabu (2/10).
Menurut Jaya Suprana, apa yang dilakukan Pemkot Pekalongan yakni
menggunakan aplikasi OSS untuk jajaran pemerintahannya, adalah yang
terbanyak di dunia, tidak hanya di indonesia. Sebab, aplikasi khusus
yang sudah diterapkan Pemkot Pekalongan itu mencapai 18 aplikasi.
"Belum
ada instansi lain yang menggunakan aplikasi open source sotfware
sebanyak Pemkot Pekalongan," kata Jaya Suprana, saat penyerahan piagam
penghargaan MURI kepada Basyir Ahmad, yang pada kesempatan tersebut
didampingi pula oleh Staf Ahli Menristek Bidang Energi dan Material
Maju, Dr Idwan Suhardi. Prosesi penyerahan rekor MURI itu, diwarnai
pula dengan kalimat canda oleh Jaya Suprana. Sebab, sebelum diserahkan
kepada Walikota, Jaya Suprana dengan tegas meminta maaf, bahwa pada
kesempatan tersebut dirinya terpaksa tidak mencatat apa yang diraih
Kota Pekalongan itu di buku MURI.
Ia
dengan suara lantang merasa menyesal, karena tidak bisa mengakui kalau
penggunaan aplikasi OSS oleh Pemkot Pekalongan itu sebagai rekor
Indonesia. "Dengan sangat menyesal, kami tidak bisa mengakui ini
sebagai rekor Indonesia," ujarnya. Seluruh tamu undangan yang hadir,
termasuk para pejabat Pemkot Pekalongan, pun terlihat hening. Namun,
itu tak berlangsung lama. Sebab, Jaya Suprana langsung menambahkan.
"Kami tidak mengakui ini sebagai rekor Indonesia. Tapi kami mengakuinya
sebagai rekor Dunia. Rekor Dunia Indonesia," serunya, sembari
menyerahkan piagam penghargaan kepada Walikota Pekalongan Basyir Ahmad.
Sontak, tepuk tangan dari tamu - tamu yang hadir pun riuh terdengar.
Menurut
Jaya Suprana, rekor MURI kategori penggunaan aplikasi OSS terbanyak
itu, menunjukkan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia mampu bersaing
dengan negara-negara luar. Terutama dalam bidang Iptek maupun teknologi
informasi. "Bangsa kita adalah bangsa yang dahsyat. Tapi kadang-kadang
kita kurang percaya diri. Selalu, yang kita anggap yang datang dari
luarlah yang paling bagus. Padahal, sebenarnya kita sangat luar biasa,"
ungkapnya. Sesaat usai menerima piagam penghargaan bernomor
6161/R.MURI/X/2013, mendapat ucapan selamat dari Jaya Suprana, serta
Staf Ahli Menristek, Dr Idwan Suhardi.
Basyir
mengungkapkan, rekor MURI tersebut merupakan yang ke sekian kalinya
diterima Kota Pekalongan. Sebelumnya, Kota Pekalongan telah meraih
rekor MURI pertama kali, yakni membuat karya kain batik terpanjang di
dunia, sekitar tahun 2005, kemudian berlanjut, rekor MURI lainnya.
Basyir menyatakan, dari penerapan OSS di lingkungan Pemkot Pekalongan,
maka APBD bisa dihemat hingga Rp 32 miliar. "Alhamdulillah, kita jadi
percontohan untuk Kota Kabupaten lainnya," ungkapnya.
Penerapan
e-Goverment berbasis aplikasi OSS itu, imbuh Basyir, digunakan untuk
berbagai sektor layanan. DIantaranya, aplikasi Sistem Informai
Manajemen (SIM) Keuangan, SIM data penerima raskin, SIM Kelurahan, dan
sebagainya. Sementara Staf Ahli Menristek Bidang Energi dan Material
Maju, Dr Idwan Suhardi, mengkui kalau Kota Pekalongan yang terbanyak
memakai aplikasi OSS untuk jajaran pemerintahannya. Dari yang semula
satu aplikasi, berkembang menjadi 18. Ditambahkan, selain Kota
Pekalongan, ada beberapa Pemda lain yang juga sudah proses migrasi ke
OSS. DIantaranya di Aceh, Jembarana Bali dan beberapa lainnya. (way)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 03-10-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar