Jumat, 13 Juni 2014

Peresmian Gedung SMAN 2 Pekalongan

Walkot Resmikan Dua Lantai di SMAN 2
 WALIKOTA dr HM Basyir Ahmad meresmikan dua gedung baru SMA Negeri 2 Pekalongan, Jumat (13/6) pagi, yang memiliki dua lantai sebagai langkah awal untuk membebaskan komplek sekolah tersebut dari rendama banjir rob.
Dua gedung baru tersebut, berada di bagian depan komplek sekolah atau di sisi kanan kiri joglo. Rencananya, gedung tersebut akan digunakan untuk ruang kelas, dan laboratorium.
Kepala SMAN 2, Budi Hartati MPd mengatakan, pembangunan gedung tersebut dapat dikerjakan setelah mendapatkan anggaran dari APBN melalui kementrian.
Setelah dua gedung itu, pihaknya juga sudah berencana akan melakukan peninggian dan membangun akses jalan agar tidak terendam rob. Rencana tersebut sudah tercantum dalam rencana pembangunan jangka pendek sekolah. “Kondisi saat ini, lapangan basket, tenis, voli dan futsal masih terendam, kami berencana akan melakukan pengurugan. Kemudian kami juga berencana akan meninggikan akses jalan, dan peninggian selasar. Keduanya akan menggunakan dana sumbangan dari masyarakat yaitu sumbangan orang tua siswa dan anggaran DAK,” beber Budi dalam paparannya.
Pihak sekolah, dikatakan Budi, juga sudah mempunyai rencana pembangunan jangka panjang. Namun untuk rencana tersebut, sekolah tengah berupaya untuk mencari anggaran dengan mengajukannya ke kementrian pusat.
Kepala Dindikpora, drg Agust Marhaendayana MM dalam sambutannya menyatakan, bahwa pihaknya sempat berencana merelokasi gedung SMAN 2 Pekalongan. Mengingat kondisi alam yang ada. Namun saat ini, Dindikpora bersama pihak sekolah sudah mendapatkan sejumlah bantuan baik dari provinsi maupun pusat. Sehingga dapat membangun gedung SMAN 2 dengan sistem dua lantai, sehingga menghindari terjangan air rob.
Selain gedung baru, lanjutnya, SMAN 2 juga juga sudah membuat lingkungan yang asri dengan mengurug lapangan tengah, dan membuat taman disana.
Kedepan, Agust juga berharap SMAN 2 dapat kembali membangun gedung bertingkat di bagian belakang komplek sekolah. Tak hanya sarana berupa gedung, menurut Agust sekolah tersebut juga membutuhkan polder yang nantinya sekaligus dapat dibuat kolam, sehingga polder bisa berfungsi ganda. Selain untuk penampungan air rob juga dapat digunakan untuk kolam yang mendukung spesifikasi SMAN 2 sebagai sekolah plus perikanan.
Walikota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad, dalam sambutannya mengakui bahwa tantangan SMAN 2 untuk berkembang memang terbilang berat. Selain dituntut mempertahankan kualitas dan kuantitas sebagai sekolah SMA yang berdiri kedua di Pekalongan, SMAN 2 juga harus menghadapi tantangan alam.
“Padahal SMAN 2 ini mempunyai tanah yang paling luas, tapi letaknya di tepi pantai. Sehingga sering diterjang rob dan banjir. Namun jangan patah semangat, caranya dengan tetap bersungguh-sungguh dan serius untuk tetap membangun sekolah dengan kondisi yang demikian,” pesannya.
Walikota juga menginginkan agar segenap jajaran guru dan kepala sekolah tidak berputus asa, dan terus melakukan inovasi yang kreatif. “Sekarang posisi Kota Pekalongan yang terendah sudah satu meter berada di bawah permukaan laut.
Namun kami akan tetap berupaya, karena kami melihat Belanda yang ketinggiannya tujuh meter di bawah permukaan laut pun bisa,” pungkas Walkot. (nul)

Tidak ada komentar: