PEKALONGAN - Karakter santri
diharapkan bisa mandiri dan tidak gampang ikut-ikutan orang. Hal ini
dikatakan Pangdam IV Diponegoro Mayjen Mulhin Asyrof saat bertemu
santri se-Jawa Madura di Ponpes Al Khoirot Pekalongan, Jumat (6/7).
Santri dalam pandangan Pangdam, juga harus paham untuk jangan
ikut-ikutan orang banyak, karena belum tentu benar. ”Jangan cuma unthul
munyuk, yang benar itu belum tentu disenangi, dan yang disukai itu
belum tentu benar,” tegas Pangdam.
Selain itu, Pangdam juga menegaskan, serangan pihak asing terhadap bangsa Indonesia kini dinilai bukan dari serangan militer. Serangan moral lebih berbahaya daripada serangan militer.
Pangdam mengingatkan santri, untuk perkara serangan militer, TNI yang akan menghadapinya di garis depan. Namun untuk serangan nonmiliter, seperti serangan dalam bentuk ekonomi dan menurunkan moral bangsa, harus dihadapi bersama-sama.
”Para santri yang akan menjadi dai-dai ini nanti yang harus melawan serangan moral dari luar maupun dari dalam,” ungkap Pangdam.
Bentuk Kepedulian
Santri juga diharapkan tidak apatis dan diam melihat permasalahan bangsa ini. Sebelum bertemu para santri, Pangdam beserta jajaran menunaikan shalat Jumat di Masjid Jami Pekalongan.
Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Pekalongan Kota AKBP Dhani Hernando, Danrem 071/Wk Kolonel Inf Cecep R Mujono dan Dandim 0710 Pekalongan Letkol (Kav) Wahyu Eko Purnomo beserta jajaran Kodam, Korem dan Kodim.
Bupati Pekalongan Amat Antono dan Wakil Walikota Alf Arslan Djunaid dan Habib Luthfi juga hadir dalam acara kemarin.
Sementara itu penggagas acara kali ini, KH Mirza Hasbullah menuturkan, acara ini diadakan sebagai bentuk kepedulian santri untuk bersama-sama dengan unsur TNI dan Polri menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (K21-90)
Selain itu, Pangdam juga menegaskan, serangan pihak asing terhadap bangsa Indonesia kini dinilai bukan dari serangan militer. Serangan moral lebih berbahaya daripada serangan militer.
Pangdam mengingatkan santri, untuk perkara serangan militer, TNI yang akan menghadapinya di garis depan. Namun untuk serangan nonmiliter, seperti serangan dalam bentuk ekonomi dan menurunkan moral bangsa, harus dihadapi bersama-sama.
”Para santri yang akan menjadi dai-dai ini nanti yang harus melawan serangan moral dari luar maupun dari dalam,” ungkap Pangdam.
Bentuk Kepedulian
Santri juga diharapkan tidak apatis dan diam melihat permasalahan bangsa ini. Sebelum bertemu para santri, Pangdam beserta jajaran menunaikan shalat Jumat di Masjid Jami Pekalongan.
Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Pekalongan Kota AKBP Dhani Hernando, Danrem 071/Wk Kolonel Inf Cecep R Mujono dan Dandim 0710 Pekalongan Letkol (Kav) Wahyu Eko Purnomo beserta jajaran Kodam, Korem dan Kodim.
Bupati Pekalongan Amat Antono dan Wakil Walikota Alf Arslan Djunaid dan Habib Luthfi juga hadir dalam acara kemarin.
Sementara itu penggagas acara kali ini, KH Mirza Hasbullah menuturkan, acara ini diadakan sebagai bentuk kepedulian santri untuk bersama-sama dengan unsur TNI dan Polri menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (K21-90)
sumber:www.suaramerdeka.com, 08 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar