Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI Pekalongan menyatakan kesulitan mencari tenaga untuk penebangan tebu pada musim panen tahun ini. Akibatnya biaya produksi petani membengkak karena harus menunggu giliran tebang.
Ketua APTRI Pekalongan,Haji Slamet kepada Radio Kota Batik mengatakan, pihaknya merasa khawatir saat musim panen padi, banyak tenaga tebang yang kini beralih profesi menjadi kuli tebang padi.
Haji Slamet menjelaskan, para tenaga tebang lebih memilih menjadi kuli tebang padi, karena selain mendapatkan uang, mereka juga mendapatkan gabang yang nantinya bisa di jadikan beras.
Slamet mengungkapkan, kondisi ini membuat tenaga tebang saat ini menjadi manja, selain biayanya berlipat, mereka juga memilin areal. Dan kebanyakan mereka memilih di daerah yang ramai dekat pemukiman, sehingga para pemilik lahan di daerah pinggiran harus rela antri.
Slamet berharap kepada Pemkab agar bisa membantu mengatasi permasalahan ini,karena saat ini semua petani tebu masih bergantung pada tenaga manusia, sebab belum memiliki mesin penebang otomatis.
sumber:www.radiokotabatik.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar