KAJEN- Ribuan orang Jumat malam (6/7) tumplek blek di sepanjang Jalan
Raya Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan menyaksikan pawai kesenian rakyat
Kedungwuni.
Pawai yang digelar rutin oleh pondok pesantren Baitul Muqodas tiap menjelang bulan Ramadan itu berlangsung meriah diikuti berbagai kelompok kesenian rakyat.
Grup kesenian yang turut memeriahkan pawai itu di antaranya grup kesenian barongsai dari Kota Pekalongan, angklung dari Talun serta kesenian ‘’Tongprek’’ dari Limpung, Kabupaten Batang.
Tidak ketinggalan tampilan karnaval yang paling ditunggu oleh warga dan masyarakat seperti ondel-ondel raksasa ala betawi, ada juga replika ular raksasa berkepala manusia, pesawat raksasa, kapal raksasa, dan ikan raksasa. Tujuh grup drumband pelajar juga ikut menyemarakkan pawai itu.
Ketua Panitia penyelenggara pawai M Ghufron mengatakan, kegiatan itu adalah rangkaian khataman para siswa Pondok Pesantren Baitul Muqodas, Kranji, Kedungwuni yang rutin digelar tiap tahun. ‘’Pawai rutin digelar tiap Tanggal 17 Syakban,’’ ujarnya.
Acara diawali dengan khitanan massal pada Jumat siang (6/7) dilanjutkan dengan displai drumband di halaman Ponpes. Pada malam harinya baru digelar pawai kesenian rakyat. ‘’Kegiatan ditutup dengan pengajian akbar dengan pembicara KH Nasrul Arif (Magelang), pada Sabtu malam (7/7)’’ ujarnya.
Kegiatan pawai kesenian rakyat itu, tambah Ghufron, sudah 13 tahun digelar. Selama ini seluruh kegiatan dibiayai lewat dana swadaya para alumnus pondok. ‘’Agenda ini sudah ada di kalender tetap masyarakat Kedungwuni dan selalu disaksikan ribuan orang,’’ ujarnya. Seperti Jumat malam lalu, kata dia, menurut perhitungan dari kepolisian ada 15 ribu lebih masyarakat yang tumplek di jalan menyaksikan pawai itu. (G16-49)
Pawai yang digelar rutin oleh pondok pesantren Baitul Muqodas tiap menjelang bulan Ramadan itu berlangsung meriah diikuti berbagai kelompok kesenian rakyat.
Grup kesenian yang turut memeriahkan pawai itu di antaranya grup kesenian barongsai dari Kota Pekalongan, angklung dari Talun serta kesenian ‘’Tongprek’’ dari Limpung, Kabupaten Batang.
Tidak ketinggalan tampilan karnaval yang paling ditunggu oleh warga dan masyarakat seperti ondel-ondel raksasa ala betawi, ada juga replika ular raksasa berkepala manusia, pesawat raksasa, kapal raksasa, dan ikan raksasa. Tujuh grup drumband pelajar juga ikut menyemarakkan pawai itu.
Ketua Panitia penyelenggara pawai M Ghufron mengatakan, kegiatan itu adalah rangkaian khataman para siswa Pondok Pesantren Baitul Muqodas, Kranji, Kedungwuni yang rutin digelar tiap tahun. ‘’Pawai rutin digelar tiap Tanggal 17 Syakban,’’ ujarnya.
Acara diawali dengan khitanan massal pada Jumat siang (6/7) dilanjutkan dengan displai drumband di halaman Ponpes. Pada malam harinya baru digelar pawai kesenian rakyat. ‘’Kegiatan ditutup dengan pengajian akbar dengan pembicara KH Nasrul Arif (Magelang), pada Sabtu malam (7/7)’’ ujarnya.
Kegiatan pawai kesenian rakyat itu, tambah Ghufron, sudah 13 tahun digelar. Selama ini seluruh kegiatan dibiayai lewat dana swadaya para alumnus pondok. ‘’Agenda ini sudah ada di kalender tetap masyarakat Kedungwuni dan selalu disaksikan ribuan orang,’’ ujarnya. Seperti Jumat malam lalu, kata dia, menurut perhitungan dari kepolisian ada 15 ribu lebih masyarakat yang tumplek di jalan menyaksikan pawai itu. (G16-49)
sumber:suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar