RSUD BENDAN
– Ada kejadian lucu dalam acara khitanan massal yang diselenggarakan
PKK Kota Pekalongan bekerjasama dengan Bapermas KB dan Ketahanan
Pangan, Jum'at (13/4) sore di RSUD Bendan. Salah satu peserta khitanan
massal, bernama Riski tertinggal tidak dikhitan Walikota Pekalongan, dr
HM Basyir Ahmad. Penyebabnya salah antri saat akan masuk ke ruang
pengkhitanan.
Kejadian
bermula saat peserta antri untuk mendapatkan suntikan bius. Setelah
dari tempat tersebut, para peserta mendapatkan nomer urut untuk
pengkhitanan. Namun, Riski, justru masuk ke antrian pengambilan obat
dan bingkisan yang harusnya dilakukan setelah prosesi pengkhitanan.
Khundori, paman dari Riski yang mendampingi keponakannya dalam acara
tersebut menjelaskan, terjadinya kejadian keponakannya belum dikhitan,
karena yang mendampingi hanya boleh dari luar saja. “Saya hanya
menunggu dan tidak ikut mengarahkan untuk antri. Kebetulan ruangannya
semua berdekatan, jadi memang agak membingungkan,” tutur khundori
kepada Radar.
Setelah
para peserta keluar dari ruangan pembiusan dan mendapatkan nomor urut,
khundori langsung menemui keponakannya. “Saya bertanya sama dia, sudah
belum. Dia menjawab sudah, terus saya suruh dia antri lagi yang
kebetulan antrian khitan dan pengambilan obat berdekatan,” ceritanya.
Saat sedang menunggu, lanjut khundori, dirinya ditanya oleh petugas.
“Keponakannya sudah atau belum, saya menjawab sesuai jawaban dari
keponakan saya, sudah. Lalu saya disuruh mengarahkan keponakan saya
untuk antri. Sesudah itu ada petugas yang bertanya lagi, sudah belum
saya jawab kembali sudah, lalu disuruh antri ke pengambilan obat,”
tuturnya lagi.
Karena
pengambilan obat adalah proses terakhir. Setelah selesai Khundori
beserta keponakannya diinstruksikan untuk pulang. “Saya nurut saja
karena memang instruksinya seperti itu. Tapi anehnya saat akan pulang
saya tanya sama keponakan saya, sakit tidak, dia jawab tidak. Saya
mulai heran,” ucapnya. Setelah sampai rumah, banyak anak-anak yang
ingin melihat hasil sunatan keponakan saya. “Tapi keponakan saya malu
dan tidak mau, keponakan saya juga tidak ngomong kalau belum disunat.
Setelah dia tidur,”
“Saya
penasaran dan melihat sendiri, ternyata bentuknya tetap utuh, tapi dari
situ saya masih berfikir apakah itu model sunat yang baru. Jadi saya
biarkan, tapi ternyata ketika saya hubungi panitia, mereka bilang bahwa
itu belum disunat. Setelah itu kami langsung kembali ke RSUD Bendan,
tapi sudah tutup.” kisah Khundori yang juga staf Bapermas KB tersebut.
Salah satu panitia kegiatan, Muhammad Labib, membenarkan bahwa ada
kejadian tersebut. Dirinya mengatakan kejadian tersebut mungkin
disebabkan salah pengertian baik anatara petugas maupun peserta dan
pendampingnya. “Tapi lucunya, tidak ada saling kejelasan anatara
peserta dengan pendampingnya. Harusnya alau merasa belum kan bisa
ngomong ke panitia,” ucap Labib.
Namun
kejadian tersebut dikatakan Labib bisa menjadi cerita lucu tersendiri.
“Saya juga sampai tertawa sendiri setelah mendengar ceritanya, kok bisa
belum merasa disunat tapi tidak berontak,” ucapnya lagi sembari
tertawa. Kegiatan tersebut, diikuti oleh sekitar 122 peserta dan
diadakan dalam rangka HUT Kota Pekalongan yang ke-106 . “PKK
berkerjasama dengan RSUD Bendan dan juga sponsor lain memang rutin
mengadakan kegiatan sosial setiap tahunnya. Untuk tahun lalu, kami
mengadakan nikahan massal, dan tahun ini khitanan massal,” bebernya
lagi.
Kegiatan
tersebut, lanjut Labib, bertujuan untuk membantu masyarakat kurang
mampu yang ada di Kota Pekalongan. “Mengingat sunat atau khitan juga
menjadi kewajiban bagi seorang muslim. Jadi kami mencoba untuk membantu
masyarakat kurang mampu agar bisa melaksanakan kewajiban tersebut,”
pungkasnya. (ap16)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 16-04-2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar