- Puncak Haul ke-86 Habib Ahmad, Sapuro
SAPURO -
Islam selalu mengajarkan seluruh umatnya untuk menghormati dan menjaga
Hak Asasi Manusia (HAM). Penghormatan terhadap HAM ini tak hanya
diberikan kepada mereka yang masih hidup, tetapi juga yang sudah
meninggal dunia.
Hal ini disampaikan oleh Habib Umar bin
Hamid Al Jaelani dari Mekah dalam bahasa Arab, yang kemudian
diterjemahkan oleh Habib Thohir bin Abdullah Alatas dari Tegal, dalam
tausyiahnya di puncak peringatan Haul ke-86 Habib Ahmad bin Abdullah
bin Thalib Alatas di Kompleks Makam Sapuro, Kota Pekalongan, Rabu (4/7).
"Agama
Islam selalu menjaga hak-hak asasi. Jangankan kepada yang hidup, yang
sudah di alam kubur juga kita hormati. Apalagi, orang tersebut adalah
orang yang sholeh, yang semasa hidupnya banyak bermanfaat untuk umat,"
tegasnya di hadapan ribuan umat muslim dari berbagai daerah yang
menghadiri acara tersebut.
Karena itu, Habib Umar
menyerukan kepada pihak-pihak sekuler yang mengatakan bahwa Islam
mengesampingkan HAM. "Yang mengatakan bahwa Islam itu tidak menjaga
HAM, hanya orang-orang yang tidak berilmu," tuturnya.
Dia
mencontohkan, penghormatan terhadap Habib Ahmad bin abdullah bin Thalib
Alatas. Dikatakannya, Habib Ahmad merupakan sosok ulama yang patut
selalu dijadikan suri tauladan. Peringatan haul yang digelar pun,
merupakan salah satu bentuk kecintaan umat kepada Allah SWT dan
RasulNya. "Karena hanya Allah yang menyebabkan kita cinta kepada
Rasulullah dan Habib Ahmad," terangnya.
Habib Umar,
melalui Habib Thohir, juga menjelaskan mengenai peringatan haul Habib
Ahmad yang digelar tepat pada 14 Sya'ban. Maka dari itu, ia mengajak
seluruh yang hadir supaya tak lupa untuk menyambut malam Nisfu Sya'ban
dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Umat juga diminta untuk
selalu memelihara kebersihan hatinya. "Dengan hati yang bersih, kita
akan mendapat rahmat dan karunia dari Allah SWT. Jangan pula durhaka
kepada orangtua," pesannya.
Lebih lanjut, Habib Thohir
menambahkan, semua jamaah yang turut andil dalam terselenggaranya acara
haul tersebut, Insya Allah akan mendapatkan imbalan setimpal dari Allah
SWT. Sebaliknya, para pejabat, konglomerat, dan para pemuda yang
mempunyai andil terhadap kemaksiatan, akan mendapatkan laknat dari
Allah SWT.
KAGUMI BATIK
Sebelumnya,
sejumlah habaib juga turut serta memberikan mauidhoh khasanahnya kepada
para hadirin. Diawali oleh Habib Bagir bin Thalib Alatas, yang juga
cucu dari Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas. Ulama kharismatik
ini membacakan manakib atau riwayat hidup Habib Ahmad. Disusul
kemudian, pembacaan syi'ir menggunakan Bahasa Arab oleh Habib Ahmad bin
Abdullah Al Kaff dari Tegal.
Dalam uraian singkatnya,
Habib Ahmad Al Kaff menjelaskan jika dalam lantunan syiirnya tersebut
teruntai pula kata-kata mengenai Kota Pekalongan yang terkenal sebagai
Kota Batik. "Karena saat mau memasuki ke Kota Pekalongan, saya melihat
banyak tulisan tentang batik," ungkapnya.
Tak hanya
batik, menurut dia Kota Pekalongan juga terkenal sebagai Kota Santri.
Hal ini, katanya, tak lepas dari peran serta Habib Ahmad bin Abdullah
bin Thalib Alatas di masa lampau, yang mengenalkan Kota Pekalongan ke
segala penjuru dunia. "Karena peran Beliau, banyak lahir santri-santri
di Pekalongan yang mempunyai jiwa perjuangan dan cinta kepada agama dan
negara Indonesia," tandasnya.
Sementara, Habib Jindan
dari Jakarta menjelaskan bahwa kiprah Habib Ahmad bin Thalib Alatas di
masa hidupnya sangat luar biasa. Selain terkenal akan ilmu agamanya,
Habib Ahmad juga terkenal akan ketegasannya untuk memberantas
kemaksiatan yang ada di depannya. "Bahkan, saat Beliau masih hidup,
untuk melakukan yang makruh saja orang-orang sudah takut. Apalagi yang
haram," ungkapnya. (way)
sumber:www.facebook.com/notes/radar-pekalongan/habib-umar-islam-selalu-konsisten-menghormati-ham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar