Pemkot Gagal Jaga 'Adipura'
- Penilaian BLH Provinsi
PEMKOT - Mendapatkan penghargaan Adipura
sebanyak tiga kali berturut-turut, ternyata tidak membuat kebersihan di
Kota Pekalongan tetap terjaga. Karena masih banyak titik yang
kondisinya memprihatinkan, dan tidak terjaga setelah adanya penilaian
Adipura beberapa waktu lalu. Artinya Pemkot dinilai gagal menjaga
penghargaan Adipura.
Demikian hasil evaluasi dari tim Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Tengah yang disampaikan Kepala BLH Provinsi Jawa Tengah, Ir Djoko Sutrisno MSi dalam kegiatan Expose Hasil Pantauan II Program Adipura 2011-2012 dan Persiapan Pemantauan I Program Adipura 2012-2013, di ruang Amarta, Rabu (26/9).
Di depan peserta yang terdiri dari perwakilan SKPD, sekolah dan masyarakat, serta Walikota, Ketua DPRD dan Kepala KLH Kota pekalongan tersebut, Djoko menyoroti tentang kondisi drainase dan sungai di Kota Pekalongan yang memperihatinkan, dimana banyak dipenuhi sampah dan tumbuhan liar. "Dari pantauan kami, beberapa titik sungai seperti di Kalibanger dan Sungai Loji masih sangat buruk dan perlu penanganan," kritiknya.
Djoko juga membeberkan obyek panilaian di Kota Pekalongan yang mendapatkan nilai terendah dari hasil evaluasi, masing-masing pemilahan sampah dengan skor 67,00. Kemudian pertokoan dengan skor 72,37 dan TPA dengan skor 72,81. Menurut Djoko, masih banyak titik sampah di pinggir jalan Kota Pekalongan yang tidak terangkut serta membludak melebihi kapasitas tempat yang disediakan. Sedangkan untuk TPA, overloadnya TPA Degayu dan belum siapnya TPA Regional, membuat kondisi TPA Kota Pekalongan dinilai buruk.
Selanjutnya, juga diungkapkan sejumlah obyek penilaian yang masih memiliki skor dengan warna merah yang berarti perlu ditingkatkan kembali. Seperti perumahan, tercatat perumahan Podosugih masih memiliki skor merah di salah satu komponen nilainya, kemudian sejumlah jalan protokol seperti jalan Urip Sumoharjo, jalan Dr Soetomo, jalan Dr Wahidin dan jalan Sriwijaya terpantau masih memiliki tumpukan sampah di sebagian trotoarnya.
Tim penilai juga menyoroti kondisi terminal yang perlu pembenahan, beberapa titik sungai seperti Kalibanger, Sungai Loji dan Meduri, dua pasar yang masih memiliki skor merah pada komponen penilaiannya, pasar Grogolan dan Banjarsari, deretan komplek pertokoan yang ada di jalan Hayam Wuruk, jalan Sultan Agung, jalan Angkatan 45, jalan Gajah Mada, dan jalan Merdeka. Serta disorotinya Lingkungan di sekitar Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Pekalongan.
"Kami berharap agar masyarakat dan Pemkot bisa menjaga kondisi lingkungan terus menerus, jangan hanya saat ada penilaian saja. Jika kondisi seperti ini tidak segera dibenahi, nilai bisa jadi akan menurun," sentilnya.
Sementara itu, Walikota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad, juga berharap hal serupa agar semua elemen masyarakat di Kota Pekalongan dapat terus menjaga longkungan tanpa mengenal waktu. "Kami akan gandeng semua stakeholder agar bisa bekerjasama menjaga lingkungan. Sehingga terwujud Kota Pekalongan yang nyaman, hijau dan remaja," ucapnya.
Dirinya juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat yang telah ikut serta menjaga lingkungan sehingga Kota Pekalongan berhasil mendapatkan Adipura tiga kali berturut-turut. "Semoga Kota Pekalongan dapat meraih Adipura setiap tahunnya," harapnya lagi. Untuk penilaian tahap pertama Adipura, akan dilakukan minggu kedua bulan oktober dengan 17 obyek yang akan dinilai. (ap16)
Demikian hasil evaluasi dari tim Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Tengah yang disampaikan Kepala BLH Provinsi Jawa Tengah, Ir Djoko Sutrisno MSi dalam kegiatan Expose Hasil Pantauan II Program Adipura 2011-2012 dan Persiapan Pemantauan I Program Adipura 2012-2013, di ruang Amarta, Rabu (26/9).
Di depan peserta yang terdiri dari perwakilan SKPD, sekolah dan masyarakat, serta Walikota, Ketua DPRD dan Kepala KLH Kota pekalongan tersebut, Djoko menyoroti tentang kondisi drainase dan sungai di Kota Pekalongan yang memperihatinkan, dimana banyak dipenuhi sampah dan tumbuhan liar. "Dari pantauan kami, beberapa titik sungai seperti di Kalibanger dan Sungai Loji masih sangat buruk dan perlu penanganan," kritiknya.
Djoko juga membeberkan obyek panilaian di Kota Pekalongan yang mendapatkan nilai terendah dari hasil evaluasi, masing-masing pemilahan sampah dengan skor 67,00. Kemudian pertokoan dengan skor 72,37 dan TPA dengan skor 72,81. Menurut Djoko, masih banyak titik sampah di pinggir jalan Kota Pekalongan yang tidak terangkut serta membludak melebihi kapasitas tempat yang disediakan. Sedangkan untuk TPA, overloadnya TPA Degayu dan belum siapnya TPA Regional, membuat kondisi TPA Kota Pekalongan dinilai buruk.
Selanjutnya, juga diungkapkan sejumlah obyek penilaian yang masih memiliki skor dengan warna merah yang berarti perlu ditingkatkan kembali. Seperti perumahan, tercatat perumahan Podosugih masih memiliki skor merah di salah satu komponen nilainya, kemudian sejumlah jalan protokol seperti jalan Urip Sumoharjo, jalan Dr Soetomo, jalan Dr Wahidin dan jalan Sriwijaya terpantau masih memiliki tumpukan sampah di sebagian trotoarnya.
Tim penilai juga menyoroti kondisi terminal yang perlu pembenahan, beberapa titik sungai seperti Kalibanger, Sungai Loji dan Meduri, dua pasar yang masih memiliki skor merah pada komponen penilaiannya, pasar Grogolan dan Banjarsari, deretan komplek pertokoan yang ada di jalan Hayam Wuruk, jalan Sultan Agung, jalan Angkatan 45, jalan Gajah Mada, dan jalan Merdeka. Serta disorotinya Lingkungan di sekitar Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Pekalongan.
"Kami berharap agar masyarakat dan Pemkot bisa menjaga kondisi lingkungan terus menerus, jangan hanya saat ada penilaian saja. Jika kondisi seperti ini tidak segera dibenahi, nilai bisa jadi akan menurun," sentilnya.
Sementara itu, Walikota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad, juga berharap hal serupa agar semua elemen masyarakat di Kota Pekalongan dapat terus menjaga longkungan tanpa mengenal waktu. "Kami akan gandeng semua stakeholder agar bisa bekerjasama menjaga lingkungan. Sehingga terwujud Kota Pekalongan yang nyaman, hijau dan remaja," ucapnya.
Dirinya juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat yang telah ikut serta menjaga lingkungan sehingga Kota Pekalongan berhasil mendapatkan Adipura tiga kali berturut-turut. "Semoga Kota Pekalongan dapat meraih Adipura setiap tahunnya," harapnya lagi. Untuk penilaian tahap pertama Adipura, akan dilakukan minggu kedua bulan oktober dengan 17 obyek yang akan dinilai. (ap16)