PUPUK ORGANIK KEMBANGKAN JIWA WIRAUSAHA PETANI
Berangkat dari keprihatinan akan sektor pertanian di beberapa daerah
yang lahannya semakin terbatas dan juga terjadi penurunan kualitas
lingkungan, Balai Besar Latihan Ketransmigrasian Yogyakarta bekerja
sama dengan Pemkab. Pekalongan menyelenggarakan pelatihan pembuatan
pupuk organik di Desa Lambanggelun Kecamatan Paninggaran Kab.
Pekalongan.
Pelatihan ini dilaksanakan sejak tanggal 30 Agustus – 6 September 2012 diikuti 30 peserta dengan rincian 20 orang translok/resttlemen dan 10 orang masyarakat umum. Menurut Kabid. Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kab. Pekalongan Drs. M. Nasri, translok/resettlemen ini merupakan warga dari 24 KK yang bertransmigrasi ke Aceh pada tahun 2002.
Pelatihan ini dilaksanakan sejak tanggal 30 Agustus – 6 September 2012 diikuti 30 peserta dengan rincian 20 orang translok/resttlemen dan 10 orang masyarakat umum. Menurut Kabid. Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kab. Pekalongan Drs. M. Nasri, translok/resettlemen ini merupakan warga dari 24 KK yang bertransmigrasi ke Aceh pada tahun 2002.
“Namun sejak menjadi
korban kerusuhan disana, mereka pulang dan menetap di Desa
Lambanggelun. Rata-rata bermata pencaharian sebagai petani karena
lokasinya ada dipinggir hutan pinus milik Perum Perhutani. Hanya saja
kondisi tanah disitu sudah sangat rusak akibat pemakaian pupuk kimia
sehingga hasil pertanian tidak maksimal”, jelasnya.
Diungkapkan Nasri, pembuatan pupuk organik ini biaya inputnya sangat murah karena memanfaatkan sampah seresah hutan dan kotoran hewan ternak sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik. “Selain itu, dengan keterampilan ini diharapkan dapat menjadi awal untuk berwirausaha sehingga dapat membuka lapangan kerja. Pada akhirnya kesejahteraan warga translok/resettlemen dapat meningkat”, ujarnya.
Tohiri, Ketua Kelompok Sumber Makmur menyampaikan masyarakat akan mendapatkan keuntungan ganda dengan pembuatan dan pemakaian pupuk organik, antara lain memperbaiki struktur tanah yang rusak, menekan pengeluaran untuk pembelian pupuk kimia serta dapat menjadi penghasilan tambahan. “Kami mengharapkan perhatian dari Pemkab berupa mesin-mesin pencacah sampah dan peralatan sablon untuk pembuatan kemasan pupuk organik hasil produksi kami, semoga kedepan dapat dipasarkan ke wilayah yang lebih luas lagi”, harapnya. (rizka)
sumber:www.pekalongankab.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar