Polisi Jemput Paksa 2 Saksi Bentrokan Warga di Jember
JEMBER - Polisi memjemput paksa dua orang warga
pascakerusuhan antara dua kubu di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger,
Jawa Timur kemarin siang. Keduanya dinilai tidak kooperatif, tidak
seperti delapan orang lain yang juga turut dimintai keterangan.
“Dari 10 orang yang diamankan, dua di antaranya dijemput paksa, karena tidak kooperatif. Mereka dimintai keterangan,” ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Unggung Cahyono di Jember, Kamis (12/9/2013).
Kesepuluh orang tersebut dibawa pada Rabu malam. Mereka dimintai keterangan atas perusakan dan penganiayaan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka, serta kerugian materil.
Selain 10 itu, pihaknya juga masih memintai keterangan tiga orang lainnya. Ketiganya kedapatan membawa senjata tajam saatpetugas menggelar razia usai pemakanan korban tewas, Eko Muradi, pagi tadi. “Sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka,” tegasnya.
Seperti diberitakan, keberadaan ke-13 orang tersebut di kantor polisi merupakan buntut kerusuhan yang dipicu karnaval di Pondok Pesantren Darus Solihin pada rabu siang.
Polisi melarang karnaval tersebut karena tidak mengatongi izin, namun massa yang terdiri dari orang tua peserta karnaval akhirnya terlibat bentrok dengan polisi.
Tak lama kemudian, terjadi penyerangan oleh sekelompok orang tak dikenal yang merusak sekolah, masjid dan rumah di lingkungan pondok pesantren. Penyerangan itu, menyebabkan serangan balasan hingga menyebabkan Eko Muradi tewas. Saat itu Eko sedang menunggu perahu miliknya, karena khawatir ikut dibakar massa.
“Dari 10 orang yang diamankan, dua di antaranya dijemput paksa, karena tidak kooperatif. Mereka dimintai keterangan,” ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Unggung Cahyono di Jember, Kamis (12/9/2013).
Kesepuluh orang tersebut dibawa pada Rabu malam. Mereka dimintai keterangan atas perusakan dan penganiayaan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka, serta kerugian materil.
Selain 10 itu, pihaknya juga masih memintai keterangan tiga orang lainnya. Ketiganya kedapatan membawa senjata tajam saatpetugas menggelar razia usai pemakanan korban tewas, Eko Muradi, pagi tadi. “Sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka,” tegasnya.
Seperti diberitakan, keberadaan ke-13 orang tersebut di kantor polisi merupakan buntut kerusuhan yang dipicu karnaval di Pondok Pesantren Darus Solihin pada rabu siang.
Polisi melarang karnaval tersebut karena tidak mengatongi izin, namun massa yang terdiri dari orang tua peserta karnaval akhirnya terlibat bentrok dengan polisi.
Tak lama kemudian, terjadi penyerangan oleh sekelompok orang tak dikenal yang merusak sekolah, masjid dan rumah di lingkungan pondok pesantren. Penyerangan itu, menyebabkan serangan balasan hingga menyebabkan Eko Muradi tewas. Saat itu Eko sedang menunggu perahu miliknya, karena khawatir ikut dibakar massa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar