Aipda Patah dan Mukjizat dalam Penembakan di Cirendeu
Jakarta - Dua bulan berlalu, sejak peristiwa
penembakan yang mengenai dada sebelah kiri Aipda Patah Saktiyono. Dada
anggota Satlantas Gambir ini dibedil orang tak dikenal ketika sedang
melintas di Jl Cirendeu, Ciputat.
Aipda Patah tidak akan pernah melupakan kejadian yang berlangsung sekitar pukul 04.30 WIB itu. Baginya, pertolongan Tuhan lah yang membuatnya selamat dan bisa kembali pulih seperti sedia kala.
"Itu kan sasaran mematikan. Tapi alhamdulillah saya masih ditolong oleh Yang Maha Kuasa, saya masih tetap kuat," tuturnya kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).
Setelah menjalani perawatan intensif di RS selama 2 minggu, Aipda Patah berangsur pulih dan kini sudah kembali bertugas di lapangan. Nyali Aipda Patah tidak ciut karena kejadian ini, namun dia merasa butuh perlindungan ekstra dalam menjalankan tugasnya.
"Saya ingin juga dikasih senjata untuk jaga-jaga. Sejauh ini senjata saya ya Yang Maha Kuasa saja," ujarnya sambil terkekeh.
Patah mengaku telah menyampaikan keinginannya tersebut kepada atasannya. Namun hingga saat ini belum dipenuhi.
"Itu ada prosedurnya juga. Ada tes psikologi dan sebagainya," kata
Aipda Patah tidak akan pernah melupakan kejadian yang berlangsung sekitar pukul 04.30 WIB itu. Baginya, pertolongan Tuhan lah yang membuatnya selamat dan bisa kembali pulih seperti sedia kala.
"Itu kan sasaran mematikan. Tapi alhamdulillah saya masih ditolong oleh Yang Maha Kuasa, saya masih tetap kuat," tuturnya kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).
Setelah menjalani perawatan intensif di RS selama 2 minggu, Aipda Patah berangsur pulih dan kini sudah kembali bertugas di lapangan. Nyali Aipda Patah tidak ciut karena kejadian ini, namun dia merasa butuh perlindungan ekstra dalam menjalankan tugasnya.
"Saya ingin juga dikasih senjata untuk jaga-jaga. Sejauh ini senjata saya ya Yang Maha Kuasa saja," ujarnya sambil terkekeh.
Patah mengaku telah menyampaikan keinginannya tersebut kepada atasannya. Namun hingga saat ini belum dipenuhi.
"Itu ada prosedurnya juga. Ada tes psikologi dan sebagainya," kata
Pria yang telah 36 tahun menjadi polisi ini mengaku pernah dibekali
senjata sebelumnya. Hanya saja, kala itu ia merasa tidak membutuhkannya.
"Dulu saya pernah pegang (dibekali senjata) juga, tapi saya balikin ke gudang. Waktu itu mikirnya mau buat apa," terangnya.
Namun demikian, kekhawatiran tersebut tak lantas menyurutkan niatnya untuk bekerja mengabdikan diri pada negara. Ia tetap berangkat dan pulang kerja seperti biasa. Melintasi rute yang sama, berangkat pada waktu yang sama serta mengenakan seragam polisi.
"Kalau trauma berlebihan sih nggak. Saya tetap lewat situ seperti biasa," katanya.
Nurul Haq alias Jack dan Henri Albar menjadi buruan polisi karena diduga bertanggung jawab atas penembakan terhadap anggota kepolisian akhir-akhir ini. Kedua orang inilah yang diduga muncul dari arah belakang Aipda Patah dengan mengendarai motor matic lalu melepaskan tembakan.
"Dulu saya pernah pegang (dibekali senjata) juga, tapi saya balikin ke gudang. Waktu itu mikirnya mau buat apa," terangnya.
Namun demikian, kekhawatiran tersebut tak lantas menyurutkan niatnya untuk bekerja mengabdikan diri pada negara. Ia tetap berangkat dan pulang kerja seperti biasa. Melintasi rute yang sama, berangkat pada waktu yang sama serta mengenakan seragam polisi.
"Kalau trauma berlebihan sih nggak. Saya tetap lewat situ seperti biasa," katanya.
Nurul Haq alias Jack dan Henri Albar menjadi buruan polisi karena diduga bertanggung jawab atas penembakan terhadap anggota kepolisian akhir-akhir ini. Kedua orang inilah yang diduga muncul dari arah belakang Aipda Patah dengan mengendarai motor matic lalu melepaskan tembakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar