Putri Amerika pertama terpilih dari gadis keturunan India
Washington (ANTARA
News) - Sesaat sebelum dimahkotai, Putri Amerika pertama yang berasal
dari keturunan India, Nina Davuluri ditanya mengenai pesohor Amerika
keturunan China yang melakukan operasi mengubah bentuk mata.
Dalam wawancara di hadapan penonton secara nasional, Minggu, Davuluri yang berusia 24 tahun dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan melakukan tindakan serupa.
"Saya selalu berpikir bahwa Putri Amerika adalah gadis tetangga sebelah rumah. Dan gadis sebelah rumah adalah seluas keberagaman di Amerika yang terus berkembang," kata Davuluri.
Ia dilahirkan di Syracuse, New York dari kedua orangtua yang berasal dari negara bagian Andhara Pradesh di India selatan.
"Saya tidak akan mengubah diri untuk menjadi seperti orang lain, tetapi sangat percaya diri dengan apa adanya," katanya.
Davuluri sangat menghargai akar budayanya dalam persaingan merebut gelar Putri Amerika itu dengan mengenakan baju sari warna-warni berhias batu mirah, dengan bagian perut terbuka mirip artis Bollywood.
Namun kemenangannya juga memicu kebencian ras seperti yang diunggah dalam beberapa akun Twitter yang mempertanyakan "keamerikaannya" bahkan banyak yang salah mengaitkannya dengan esktrimis Islam.
"Kemenangan gadis Amerika keturunan India pertama kali ini sangat penting bagi masa depan perluasan konsep mengenai kecantikan perempuan dan apa maknanya menjadi Amerika," ujar Blain Roberts, seorang sejarawan dari universitas Fresno di negara bagian California.
Sementara banyak juga kecaman yang menyebut kontes Putri Amerika sebagai ajang menempatkan perempuan sebagai benda, Roberts mengatakan bahwa kecantikan bukan "semata-mata dari apa yang terlihat tetapi melekat sebagai "Amerika".
Roberts, penulis buku mengenai dinamika rasial terhadap parade kecantikan, mengatakan kontes kecantikan berumur 92 tahun semula menampik peserta non-kulit putih.
Putri Amerika dari perempuan kulit hitam baru pertama kali muncul tahun 1983, dimenangkan Vanessa Williams, meskipun kemudian ia terpaksa harus mencopot tiaranya karena skandal foto telanjang.
Anggota DPR AS dari New York, Grace Meng, melihat kemenangan Davuluri mirip dengan Bess Myerson yang mendapatkan mahkota sebagai perempuan keturunan Yahudi pertama yang menjadi Putri Amerika pada 1945, sesaat setelah akhir Perang Dunia II.
(M007/O001)
Dalam wawancara di hadapan penonton secara nasional, Minggu, Davuluri yang berusia 24 tahun dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan melakukan tindakan serupa.
"Saya selalu berpikir bahwa Putri Amerika adalah gadis tetangga sebelah rumah. Dan gadis sebelah rumah adalah seluas keberagaman di Amerika yang terus berkembang," kata Davuluri.
Ia dilahirkan di Syracuse, New York dari kedua orangtua yang berasal dari negara bagian Andhara Pradesh di India selatan.
"Saya tidak akan mengubah diri untuk menjadi seperti orang lain, tetapi sangat percaya diri dengan apa adanya," katanya.
Davuluri sangat menghargai akar budayanya dalam persaingan merebut gelar Putri Amerika itu dengan mengenakan baju sari warna-warni berhias batu mirah, dengan bagian perut terbuka mirip artis Bollywood.
Namun kemenangannya juga memicu kebencian ras seperti yang diunggah dalam beberapa akun Twitter yang mempertanyakan "keamerikaannya" bahkan banyak yang salah mengaitkannya dengan esktrimis Islam.
"Kemenangan gadis Amerika keturunan India pertama kali ini sangat penting bagi masa depan perluasan konsep mengenai kecantikan perempuan dan apa maknanya menjadi Amerika," ujar Blain Roberts, seorang sejarawan dari universitas Fresno di negara bagian California.
Sementara banyak juga kecaman yang menyebut kontes Putri Amerika sebagai ajang menempatkan perempuan sebagai benda, Roberts mengatakan bahwa kecantikan bukan "semata-mata dari apa yang terlihat tetapi melekat sebagai "Amerika".
Roberts, penulis buku mengenai dinamika rasial terhadap parade kecantikan, mengatakan kontes kecantikan berumur 92 tahun semula menampik peserta non-kulit putih.
Putri Amerika dari perempuan kulit hitam baru pertama kali muncul tahun 1983, dimenangkan Vanessa Williams, meskipun kemudian ia terpaksa harus mencopot tiaranya karena skandal foto telanjang.
Anggota DPR AS dari New York, Grace Meng, melihat kemenangan Davuluri mirip dengan Bess Myerson yang mendapatkan mahkota sebagai perempuan keturunan Yahudi pertama yang menjadi Putri Amerika pada 1945, sesaat setelah akhir Perang Dunia II.
(M007/O001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar