Greenpeace Bantah Jadi Agen Pemasaran Perusak Ekonomi Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU --
Organisasi nonpemerintah (NGO), Greenpeace membantah tudingan keras
berbagai pihak yang menyebut organisasi lingkungan tersebut menjadi
agen pemasaran untuk merusak perekonomian Indonesia.
"Greenpeace itu tidak anti-industri, baik sawit maupun kertas,
kehadiran kami justru mendorong perusahaan sawit dan sektor kehutanan
agar operasional di lapangan sesuai hukum dan berkelanjutan," kata Biro
Kampanye Media Greenpeace Riau, Zamzami, di Pekanbaru, Jumat (27/9).
Menurut dia, industri sektor kehutanan yang ada di Indonesia,
khususnya Riau, bisa tetap berjalan dengan sebagai mana mestinya tanpa
meninggalkan deforestasi di lapangan.
Kehadiran Greenpeace di Indonesia juga mendapat dukungan dari
pemerintah, khususnya Kementerian Kehutanan, yang tahu betul bagaimana
kiprah penggiat lingkungan itu dalam melakukan kampanye.
Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengunjungi
kapal organisasi kampanye pelestari lingkungan "Greenpeace" yakni
Rainbow Warior III yang sedang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok,
Jakarta pada Juni 2013.
"Kami mengimbau kepada asosiasi-asosiasi perusahaan untuk membuka
dialog dengan NGO, termasuk Greenpeace, karena kami sangat mendorong
pelaku usaha untuk mulai memperbaiki kinerja mereka di sektor
kehutanan," ujarnya.
Greenpeace dan sejumlah NGO lain mencatat banyak perusahaan yang
tidak memperhatikan dampak lingkungan, bahkan ada perusahaan yang
beroperasi, namun tidak melengkapi surat izin.
"Seperti di Kabupaten Pelalawan, Riau. Perusahaan sawit yang sudah
beroperasi sekian tahun, tapi belum memiliki izin. Jangankan
operasional di lapangan yang merusak hutan, tapi memenuhi izin usaha
saja masih banyak yang tidak dilakukan," ucapnya.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengimbau industri
nasional dan internasional yang beroperasi di Indonesia untuk tidak
terprovokasi dengan intimidasi Greenpeace agar tidak membeli produk di
sektor kehutanan.
"Industri harus menyadari bahwa Greenpeace lebih banyak berperan
sebagai 'marketing agent' untuk merusak perekonomian Indonesia
dibandingkan sebagai penggiat lingkungan," kata Ketua Umum Apindo,
Sofyan Wanandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar