PEKALONGAN,
Petambak di Kelurahan Kandang Panjang memutuskan tetap menekuni usaha
budi daya ikan, meski sering merugi karena gagal panen ikan yang
diakibat air pasang atau rob. Hal tersebut akibat modal petambak
terbatas dan tidak memiliki keahlian lain. “Petambak tidak memiliki
keahlian lain sehingga meski sering merugi akibat rob, usaha budi daya
ikan tetap ditekuni, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Ketua Kelompok Tani Tambak Muara
Rejeki Kelurahan Kandang Panjang Kota Pekalongan Miftahudin, belum lama
ini.
Ia
mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi petambak dalam menjalankan
usaha yakni rob. Dari luas lahan sekitar 40 hektare di Kelurahan
Kandang Panjang Kota Pekalongan. Sebanyak 80 persennya telah tergenang
air.
Pinjam Modal
Hal
tersebut dikarenakan area tambak berbatasan dengan laut dan tanggul
penahan rusak. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi, petambak terpaksa
meminjam modal agar bisa menjalankan usaha.
“Modal
yang dibutuhkan untuk budidaya ikan semakin mahal, sehingga petambak
terpaksa meminjam modal. Selain dipicu kebutuhan hidup keluarga
sehari-hari, langkah petambak ini juga didasarkan pada pertimbangan
hampir tibanya Lebaran Idul Fitri yang membutuhkan biaya besar,”
tuturnya.
Miftah
menambahkan, kendala lain yang juga dihadapi petambak yakni anjloknya
harga budi daya. Untuk ikan bandeng turun dari Rp. 23 ribu menjadi Rp.
14 ribu per kilogram, sedang rumput laut dari Rp. 1.500 menjadi Rp.
1.000 per kilogram. Rob tidak hanya membuat puluhan hektare tambak di
Kelurahan Kandang Panjang Kota Pekalongan gagal, tapi juga membuat
budidaya rumput laut terhambat karena sulit melakukan proses
pengeringan. Pihaknya berharap, pemerintah daerah melakukan peninggian
tanggul penahan rob dan memperbaiki sarana prasarana yang ada. (H79-86)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 21-05-2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar