PEKALONGAN
– Sejumlah warga Kelurahan Noyontaan dan Landungsari, Kecamatan
Pekalongan Timur, mengajukan persyaratan kepada investor yang akan
membangun pusat perbelanjaan di lahan eks terminal bus Kota Pekalongan.
Mereka meminta warga setempat diprioritaskan untuk dijadikan tenaga
kerja di pusat perbelanjaan tersebut. Hal tersebut mengemuka dalam
kegiatan sosialisasi rencana pembangunan pusat perbelanjaan dilahan eks
terminal bus Kota Pekalongan yang diselanggarakan Badan Penanaman
Modal, Pelayanan Perizinan terpadu (BPMP2T) di ruang Jetayu Setda,
Senin (7/5).
“Saat
operasional nanti, mall diharapkan mengggunakan tenaga kerja dari
masyarakat sekitar. Kami berharap warga Noyontaan bisa dilibatkan
semaksimal mungkin,” terang Rubiyanto, perwakilan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) Kelurahan Noyontaan. Sementara itu, M Arifin,
perwakilan warga RW 07 Kelurahan Landungsari meminta investor membangun
jembatan penyeberangan untuk keselamatan warga,” ujarnya.
Sebagian
warga lainnya berharap investor melakukan langkah antisipasi perjudian
dan lebih selektif dalam melakukan penataan konter. “kami berharap
barang yang dijual di sana bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” tegas
Husodo warga RW 06 Kelurahan Noyontaan. Husodo mengusulkan ada konter
yang menjual barang yang belum dijual di Kota Pekalongan seperti
peralatan elektronik. Direktur CV Prima Lestari Investindo MR Priyanto
menegaskan, pihaknya akan menggunakan tenaga kerja dari kedua kelurahan
tersebut.
Kontribusi
“Saat
operasional, kami akan merekrut tenaga kerja sekitar 400 orang hingga
500 orang. Tenaga kerja itu akan kami rekrut dari RT, RW, Kelurahan dan
Kecamatan setempat. Jika masih kurang, baru kami akan mengambil tenaga
kerja dari luar kelurahan,” tegasnya. Priyanto juga menegaskan, jika
ada kerusakan bangunan warga akibat pembangunan pusat perbelanjaan itu
nantinya, pihaknya akan bertanggung jawab. Ketua DPRD M Bowo Leksono
berharap, komitmen investor tersebut benar-benar terwujud. Selain akan
menyerap tenaga kerja dari Kota Pekalongan, investor juga akan
memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Pekalongan. Kepala BPMP2T Erli Nufiati memaparkan, pada lima tahun
pertama, Pemkot akan menerima kontribusi sebesar Rp. 80 juta per tahun.
Sementara pada lima tahun kedua, besaran kontribusi sebesar Rp. 100
juta per tahun, pada lima tahun ketiga Rp. 125 juta per tahun, lima
tahun ke empat Rp. 145 juta per tahun dan lima tahun kelima sebesar Rp.
175 juta per tahun.
“Pemkot
juga mendapat tambahan aset berupa bangunan pusat perbelanjaan beserta
fasilitasnya senilai Rp 54 miliar, dan setelah masa kerja sama selesai
kurang lebih Rp 2,1 miliar per tahun. Selain itu, PBB setiap tahun
selama jangka waktu kerja sama dibayar oleh investor,” tegasnya.
Keberadaan
pusat perbelanjaan tersebut untuk mendukung Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) sebagai koridor ekonomi. Walikota M Basyir Ahmad mengatakan,
pembangunan di lahan bekas terminal bus Kota Pekalongan tidak boleh
berlawanan dengan koridor ekonomi di Jalan dokter Sutomo. “Koridor
dokter sutomo akan dibangkitkan untuk kawasan ekonomi. Meskipun ada
jalan tol, tapi Kota Pekalongan diharapkan tetap ramai dan tetap
menjadi tempat tujuan,” terangnya. (K30, H79-74)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 08-05-2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar