1.862 Anak di Pekalongan Tak Sekolah
Kemiskinan, kerapkali menjauhkan anak dari pendidikan. Di Pekalongan,
tercatat 1.862 anak usia 7 tahun hingga 15 tahun tidak sekolah.
Sebagian di antaranya dikarenakan faktor ekonomi.
Dari catatan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPMP2AKB) Kota Pekalongan, dari 1.862 anak yang tidak sekolah tersebut terdiri dari 1.096 anak laki-laki dan 766 anak perempuan.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BPMP2AKB Kota Pekalongan Nur Chasanah menjelaskan, sebagian anak yang tidak sekolah tersebut disebabkan karena faktor ekonomi. Sebagian lainnya karena putus sekolah. "Mereka tidak sekolah karena faktor ekonomi keluarga," terangnya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BPMP2AKB yakni dengan menyediakan ruang bagi anak-anak tersebut. Saat ini, pihaknya tengah merintis program percontohan Sanggar Ceria di Kelurahan Tegalrejo. Di sanggar tersebut, anak-anak dibekali keterampilan seperti halnya seni batik lukis yang saat ini telah berjalan di sanggar tersebut.
"Harapan kami, anak-anak itu menjadi seseorang yang berjiwa enterpreneur tetapi juga mempunyai pendidikan dasar 12 tahun," jelasnya.
Dari catatan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPMP2AKB) Kota Pekalongan, dari 1.862 anak yang tidak sekolah tersebut terdiri dari 1.096 anak laki-laki dan 766 anak perempuan.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BPMP2AKB Kota Pekalongan Nur Chasanah menjelaskan, sebagian anak yang tidak sekolah tersebut disebabkan karena faktor ekonomi. Sebagian lainnya karena putus sekolah. "Mereka tidak sekolah karena faktor ekonomi keluarga," terangnya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BPMP2AKB yakni dengan menyediakan ruang bagi anak-anak tersebut. Saat ini, pihaknya tengah merintis program percontohan Sanggar Ceria di Kelurahan Tegalrejo. Di sanggar tersebut, anak-anak dibekali keterampilan seperti halnya seni batik lukis yang saat ini telah berjalan di sanggar tersebut.
"Harapan kami, anak-anak itu menjadi seseorang yang berjiwa enterpreneur tetapi juga mempunyai pendidikan dasar 12 tahun," jelasnya.
Sementara itu, bagi siswa yang putus sekolah, pihaknya akan melakukan channeling dengan pendidikan kejar paket A, B dan C. Saat ini, hanya 20 anak yang terakomodir dalam Sanggar Ceria. Namun nantinya, program tersebut akan diduplikasi di kelurahan lain agar anak-anak yang tidak bersekolah tersebut dapat terakomodir.
Sumber :dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar