Berisi Kata-kata Kasar
PEKALONGAN - Enam
SMP yang menerapkan kurikulum 2013 diminta menarik seribuan eksemplar
buku bahsan Indonesia untuk siswa kelas VII yang memuat kata-kata kasar
dari siswa, kemudian menghilangkan materi yang berisi kata-kata kasar
tersebut.
Beredarnya buku pelajaran dengan muatan kata-kata tidak
pantas tersebut bertentangan dengan semangat penerapan kurikulum 2013,
yakni membangun karakter siswa yang berkepribadian, bersumber pada budi
pekerti, moralitas agama dan budaya bangsa.
Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga (DIndikpora) Kota Pekalongan mengumpulkan kepala sekolah
dan guru pengampu Bahasa Indonesia pada sekolah yang menerapkan
kurikulum 2013. Kepala Dindikpora? Kota Pekalongan Agust Marhaendayana,
pada pertemuan itu mengatakan.
"Dinas menginstruksikan kepala sekolah
untuk menarik buku yang memuat kata-kata kasar tersebut pada saat
pelajaran Bahasa Indonesia." Kemudian menghilangkan bagian yang tidak
pantas dibaca oleh siswa.
"Bagian
itu bisa dihilangkan dengan cara di-tipex atau diblok, karena ada
kata-kata yang secara nyata tidak sesuai dengan peradaban kita, yang
tidak layak dikonsumsi di dunia pendidikan," terang Agust, di ruang
kerjanya, Rabu (4/9). Dia mengungkapkan pertemuan itu bertujuan untuk
menentukan langkah-langkah atas beredarnya buku bermuatan kata-kata
tidak pantas tersebut.
Kata-kata kasar tersebut ditemukan dalam buku
mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII Kurikulum 2013
yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
pada halaman 225 alinea kelima dalam sub bab cerita pendek (cerpen)
berjudul Gerhana yang ditulis oleh Muhammad Ali. Kata-kata yang tidak
sepantasnya untuk buku pelajaran siswa tersebut yakni (maaf) bangsat,
kurang ajar, dan bajingan.
Pembanding
Karena
bukti sudah beredar dan dibaca siswa, Agust meminta kepada guru
pengampu Bahasa Indonesia untuk segera menyampaikan kepada siswa bahwa
materi tersebut bukanlah contoh yang baik. Guru, lanjut dia, diarahkan
untuk memberikan tugas kepada siswa membuat cerpen dengan kata-kata
yang baik sebagai pembanding.
"Itu langkah-langkah yang kami lakukan
sembari menunggu instruksi resmi dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan," jelasnya. DI Kota Pekalongan, enam sekolah yang menerapkan
kurikulum 2013 yakni SMP 1, SMP 2, SMP 14, SMP 6, SMP Islam dan SMP
Pius. SMP 1 menerima kiriman buku Bahasa Indonesia dari Kemendikbud
sebanyak 237 eksemplar, sedangkan SMP 2 sebanyak 231 eksemplar, namun
tersisa sepuluh eksemplar. Sementara SMP 14 menerima 170 eksemplar.
Jumlah buku yang diterima SMP 14 kurang 44. Dan SMP 6 menerima 276
eksemplar (lebih 20 eksemplar). Dan SMP Islam menerima 174 eksemplar
(kurang 18 dan SMP Pius menerima 368 eksemplar, lebih 145 eksemplar
dibandingkan dengan jumlah siswa di sekolah tersebut. (K30-49)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 04-09-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar