Kamis, 05 September 2013

Materi yang berisi kata-kata kasar

Berisi Kata-kata Kasar

PEKALONGAN - Enam SMP yang menerapkan kurikulum 2013 diminta menarik seribuan eksemplar buku bahsan Indonesia untuk siswa kelas VII yang memuat kata-kata kasar dari siswa, kemudian menghilangkan materi yang berisi kata-kata kasar tersebut. 

Beredarnya buku pelajaran dengan muatan kata-kata tidak pantas tersebut bertentangan dengan semangat penerapan kurikulum 2013, yakni membangun karakter siswa yang berkepribadian, bersumber pada budi pekerti, moralitas agama dan budaya bangsa. 

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DIndikpora) Kota Pekalongan mengumpulkan kepala sekolah dan guru pengampu Bahasa Indonesia pada sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. Kepala Dindikpora? Kota Pekalongan Agust Marhaendayana, pada pertemuan itu mengatakan. 

"Dinas menginstruksikan kepala sekolah untuk menarik buku yang memuat kata-kata kasar tersebut pada saat pelajaran Bahasa Indonesia." Kemudian menghilangkan bagian yang tidak pantas dibaca oleh siswa.

"Bagian itu bisa dihilangkan dengan cara di-tipex atau diblok, karena ada kata-kata yang secara nyata tidak sesuai dengan peradaban kita, yang tidak layak dikonsumsi di dunia pendidikan," terang Agust, di ruang kerjanya, Rabu (4/9). Dia mengungkapkan pertemuan itu bertujuan untuk menentukan langkah-langkah atas beredarnya buku bermuatan kata-kata tidak pantas tersebut. 

Kata-kata kasar tersebut ditemukan dalam buku mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII Kurikulum 2013 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada halaman 225 alinea kelima dalam sub bab cerita pendek (cerpen) berjudul Gerhana yang ditulis oleh Muhammad Ali. Kata-kata yang tidak sepantasnya untuk buku pelajaran siswa tersebut yakni (maaf) bangsat, kurang ajar, dan bajingan.

Pembanding
Karena bukti sudah beredar dan dibaca siswa, Agust meminta kepada guru pengampu Bahasa Indonesia untuk segera menyampaikan kepada siswa bahwa materi tersebut bukanlah contoh yang baik. Guru, lanjut dia, diarahkan untuk memberikan tugas kepada siswa membuat cerpen dengan kata-kata yang baik sebagai pembanding. 

"Itu langkah-langkah yang kami lakukan sembari menunggu instruksi resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," jelasnya. DI Kota Pekalongan, enam sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 yakni SMP 1, SMP 2, SMP 14, SMP 6, SMP Islam dan SMP Pius. SMP 1 menerima kiriman buku Bahasa Indonesia dari Kemendikbud sebanyak 237 eksemplar, sedangkan SMP 2 sebanyak 231 eksemplar, namun tersisa sepuluh eksemplar. Sementara SMP 14 menerima 170 eksemplar. 

Jumlah buku yang diterima SMP 14 kurang 44. Dan SMP 6 menerima 276 eksemplar (lebih 20 eksemplar). Dan SMP Islam menerima 174 eksemplar (kurang 18 dan SMP Pius menerima 368 eksemplar, lebih 145 eksemplar dibandingkan dengan jumlah siswa di sekolah tersebut. (K30-49)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 04-09-2013)

Tidak ada komentar: