Bandarlampung (ANTARA News) - Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan jumlah pekerja rumah tangga (PRT) di Indonesia dalam dua tahun terakhir meningkat tajam, seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dan peningkatan kelas menengah.

Perwakilan dari ILO, Irham Ali Saifuddin, di Bandarlampung, Sabtu, mengatakan kondisi ini harus ditunjang dengan peningkatan keterampilan dan kemampuan para PRT agar jenis pekerjaan ini mengarah ke profesional dengan perlindungan payung hukum yang mumpuni.

Irham mengatakan saat ini belum ada data valid dan resmi terkait jumlah tenaga PRT di Indonesia, karena bidang pekerjaan tersebut masih masuk dalam sektor informal sehingga susah dilakukan pendataan.

"UU Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003 tidak mencakup PRT, artinya PRT tidak tercakup dalam perlindungan tenaga kerja," kata dia.

Keadaan ini menyebabkan PRT di Indonesia rentan terhadap pelecehan dan ekspolitasi, dengan jam kerja berlebihan, upah tidak dibayar, dikurung, pelecehan fisik/seksual, kerja paksa, dan menjadi korban kejahatan perdagangan manusia.

PRT di Indonesia juga tidak memiliki asuransi kesehatan dan perlindungan asuransi kecelakaan.

ILO memperkirakan, lebih dari 60 persen dari jumlah PRT di seluruh dunia berasal dari Asia. Mereka datang dari Indonesia, Philipina, Srilanka, Bangladesh, Pakistan, Nepal, dan Vietnam.

Estimasi ILO pada tahun 2009 menyebutkan jumlah PRT di seluruh dunia sebanyak 50 juta orang dan kurang lebih 3 hingga 4 juta PRT bekerja di Indonesia.

Sementara menurut Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga, jumlah PRT di Indonesia 2009 diestimasi sebanyak 10 juta-an orang, dan lebih dari 67 persen rumah tangga kelas menengah dan menengah atas mempekerjakan PRT.
(AH/H009)