Kekurangan Jam Belajar Harus Diganti
PEKALONGAN
– Kekurangan Jam Belajar mengajar bagi siswa di sekolah yang kebanjiran
pada musim hujan ini harus dihitung dan dilaporkan ke Dindikpora. “Jika
dari hitungan pemebelajaran kurang dari ketentuan minimal, maka harus
diganti waktu lain,” kata Agust Mahaendayana dalam rapat dengan komisi
C DPRD, kemarin. Rapat yang dipimpin Ketua Komisi C Sujaka Martana, itu
Agust yang didampingi Kabid Dikmen Suroso mengatakan, akibat banjir ini
Dindikpora langsung ke lapangan untuk memantau sekolah-sekolah yang
kebanjiran seperti SMK 1, SMA 2 dan SMP 12.
Untuk
SMK 1 diakui oleh Agust, lokasi SMK 1 memang termasuk daerah rendah.
Bahkan halaman sekolah lebih rendah dengan jalan, sehingga ketika
terjadi hujan deras, air masuk sekolah. “Kami tidak mungkin meninggikan
halaman sekolah, karena jika itu dilakukan maka hanya akan mengalihkan
permasalahan di tempat lain. Karena itu, saya berencana hanya
meninggikan ruang kelas agar tidak tergenang air dan bisa untuk
kegiatan belajar, sedangkan halaman masih tetap,” katanya.
Sedangkan
Suroso menambahkan, adanya genangan air itu, maka siswa dipulangakn
pukul 11.30, untuk menghindari kemungkinan munculnya gatal-gatal pada
anak. Kekhawatiran itu wajar karena air penampung limbah rumah tangga
ikut terbawa air hujan. Sedangkan anak-anak tetap belajar tanpa sepatu.
Sedangkan di SMA 2 seluruh ruangan tidak bisa digunakan untuk kegiatan
beljar mengajar sehingga siswa dipulangakan. Kemudian untuk SMP 12 ada
lima ruangan tergenang namun kondisinya kurang memungkinkan untuk
belajar. Karena itu, hanya siswa kelas 9 yang terpaksa mengikuti
pelajaran sampai selesai karena untuk persiapan UN.
Untuk
itu, sekolah yang rawan kebanjiran diminta mengambil langkah-langkah
tertentu, yakni mengamankan aset serta menjaga kemanan siswa dan guru
dari kemungkinan dampak banjir. Kemudian melaporkan jika ada kerusakan
akibat banjir serta menghitung jumlah jam pelajar yang hilang akibat
kebanjiran. “Jika dihitung jumlah jam pelajar kurang dari ketentuan
minimal selama satu semester, maka harus diganti. Namun jika sudah
mencukupi tidak harus diganti. Saya kira kalau hanya 1-3 hari tidak ada
pelajar. Tidak terjadi kekurangan jam pelajaran mengingat setiap
semester masih ada kelebihan jam mengajar untuk anak,” katanya. (A15-90)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 17-01-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar