Membludak, Sampah Tercecer di Trotoar
BUARAN –
Tumpukan sampah yang menggunung dan tak sedap dipandang, selalu
terlihat di kontainer sampah di Bendo setiap harinya. Bahkan tidak
jarang karena terlalu banyak, sampah membludak dan tercecer di trotoar
jalan. Hal tersebut juga terlihat pada saat Radar Pekalongan melakukan
pantauan di lokasi, (14/1). Selain itu, hujan yang mengguyur beberapa
waktu lalu membuat tumpukan sampah menimbulkan bau yang tidak sedap.
Dan karena letaknua yang berada di pinggir Jalan Urip Sumoharjo,
seringkali dikeluhkan oleh para pengguna jalan yang melintas di tempat
tersebut.
Salah
satu warga sekitar, Iwan mengatakan, bau tak sedap yang ditimbulkan
oleh sampah memang sangat mengganggu dirinya. Selain itu, setiap
melintasi tempat tersebut terlihat sampah-sampah berserakan sehingga
menimbulkan pemandangan yang tidak enak untuk dipandang. “Saya kadang
sering mau muntah kalau lewat di tempat tersebut karena baunya sangat
tidak sedap. Jadi terpaksa harus sering tutup hidung kalau mau lewat
tempat tersebut,” bebernya.
Petugas
sampah dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) di kontainer Bendo, Bambang
Priyanto menjelaskan jika membludaknya sampah karena yang membuang
sampah di tempat tersebut tidak hanya warga sekitar. Namun juga datang
dari Pasar Banyurip yang seharusnya tidak membuang sampah di tempat
tersebut. Sehingga, dua kontainer sampah yang telah disediakan tidak
lagi mampu muat sampah yang dibuang di tempat tersebut.
Padahal,
untuk satu kontainer sampah memiliki volume 15 meter kubik. “Untuk
setiap harinya, kami membersihkan sampah di kontainer Bendo sampai
bolak-balik empat kali. Dua kali di pagi dan sore hari, karena sampah
sudah penuh dalam waktu setengah hari. Untuk menaruh satu kontainer
lagi dianggap tidak maksimal karena tempat yang tidak mencukupi dan
kami juga diprotes oleh pihak TK dan sekolah yang ada di sekitar
lokasi,” ujarnya.
Pada
kesempatan lain, Kabid Kebersihan dan Persampahan pada DPU, Heru
Sukamto ST menjelaskan jika pihaknya sebenarnya telah mensiasati agar
pembuangan sampah bisa dilakukan di beberapa tempat lain agar tidak
menumpuk dan membludak. Namun ternyata hal tersebut di protes oleh
warga yang tidak setuju karena keberadaan kontainer menimbulkan bau
tidak sedap. “Sebelumnya, pernah ditaruh kontainer sampah di Pasar
Banyurip dan di daerah Jenggot yang dekat dengan Puskesmas. Namun
akhirnya harus ditarik kembali karena diprotes warga sekitar. Padahal
kita berniat mengurangi penumpukan sampah di kontainer Bendo,” jelasnya.
Heru
Sukamto ST menmbahkan bahwa idealnya Pasar Banyurip memiliki tempat
pembuangan sampah yang ada merupakan sampah-sampah organik seperti
sayur-sayuran busuk. Sehingga kerap menimbulkan bau-bau yang tidak
sedap. “Penyumbang sampah terbanyak berasal dari kawasan Pasar
Banyurip. Padahal kontainer-kontainer tersebut diberlakukan bagi warga
Bendo dan sekitarnya, tidak sampai ke pasar,” pungkasnya. (ap15)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 15-01-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar