Kabupaten Jayapura masih kekurangan guru
Sentani (ANTARA
News) - Kabupaten Jayapura hingga saat ini masih kekurangan tenaga
guru, kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Alpius Toam, ST,
MMT kepada ANTARA di Sentani, Jumat.
"Saat ini Kabupaten Jayapura hanya memiliki guru sebanyak 3.464 orang," ujarnya.
Ia menjelaskan jika melihat cakupan luas wilayah Kabupaten Jayapura dan sekolah yang dimiliki, Kabupaten Jayapura masih membutuhkan sekitar seperempat lagi dari jumlah guru yang ada sekarang.
"Yang jelas jumlah yang ada sekarang belumlah ideal dengan jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Jayapura," ujarya.
Menurut dia, satu sekolah saja membutuhkan minimal 6 orang guru untuk mengajar.
Tapi urusan merekrut tenaga guru bukanlah urusan sederhana, pasalnya perekrutan guru tidak bisa sembarang dilakukan.
"Untuk merekrut guru, kami harus menunggu formasi penerimaan yang disediakan oleh pemerintah sehingga tidak bisa sembarangan," tegasnya.
Alpius menuturkan yang paling membutuhkan tenaga guru adalah tingkatan Sekolah Dasar, jika dibandingkan tingkatan pendidikan lainnya seperti Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Pertama dan Taman Kanak-Kanak.
"Karena sulitnya mendapatkan tenaga guru, akhirnya sekolah mempekerjakan tenaga-tenaga honor yang tidak memenuhi kriteria," urainya.
"Saat ini Kabupaten Jayapura hanya memiliki guru sebanyak 3.464 orang," ujarnya.
Ia menjelaskan jika melihat cakupan luas wilayah Kabupaten Jayapura dan sekolah yang dimiliki, Kabupaten Jayapura masih membutuhkan sekitar seperempat lagi dari jumlah guru yang ada sekarang.
"Yang jelas jumlah yang ada sekarang belumlah ideal dengan jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Jayapura," ujarya.
Menurut dia, satu sekolah saja membutuhkan minimal 6 orang guru untuk mengajar.
Tapi urusan merekrut tenaga guru bukanlah urusan sederhana, pasalnya perekrutan guru tidak bisa sembarang dilakukan.
"Untuk merekrut guru, kami harus menunggu formasi penerimaan yang disediakan oleh pemerintah sehingga tidak bisa sembarangan," tegasnya.
Alpius menuturkan yang paling membutuhkan tenaga guru adalah tingkatan Sekolah Dasar, jika dibandingkan tingkatan pendidikan lainnya seperti Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Pertama dan Taman Kanak-Kanak.
"Karena sulitnya mendapatkan tenaga guru, akhirnya sekolah mempekerjakan tenaga-tenaga honor yang tidak memenuhi kriteria," urainya.
Editor: Ella Syafputri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar