Panen Udang di Wilayah Banjir Rob
KOTA -
Tidak selamanya musibah itu negatif. Pastinya Tuhan yang Maha Kuasa
menciptakan segala sesuatu ada nilai positifnya. Demikian pula musibah
banjir rob yang menggenangi lahan-lahan di wilayah Pekalongan Utara.
Atas kenyataan tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya RI
melalui Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara
bekerja sama dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota
Pekalongan serta Dinas Kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Tengah
memanfaatkan tambak idle/terlantar di Kelurahan Degayu. Hasilnya luar
biasa, saat ini mulai menampakkan hasilnya dengan dibuktikan panen raya
udang vaname ditambak seluas 1 ha, Sabtu (31/8) oleh Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya.
Dr.
Ir. Slamet Soebjakto, MSi, Walikota dr HM Basyir Ahmad, beserta
kelompok Pembudidaya Perikanan Sampangan Tigo. Kepada Radar, Slamet
Soebjakto mengungkapkan, pengembangan budidaya ditambak-tambak
terlantar tentunya akan menggairahkan kembali usaha budidaya udang,
meningkatkan produksi udang dan sekaligus meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan petambak di sekitarnya. "Jadi program tambak udang yang
menggunakan lahan banjir Rob, diharapkan menjadi solusi yang tepat bagi
masyarakat Pekalongan yang lahan pertaniannya tergenang banjir rob,"
tuturnya.
Slamet
Soebjakto sangat berharap kepada masyarakat pembudidaya usang agar pada
kegiatan panen titik awal untuk memotivasi dalam membangkitkan kembali
kejayaan budidaya udang di wilayah Pantura Jawa khususnya Kota
Pekalongan ini. Beberapa hal yang menjadikan budidaya udang menjadi
prioritas, lanjutnya, adalah permintaannya terutama untuk pasar luar
negeri cukup besar. Kedua, proses budidaya udang dapat dilakukan dengan
teknologi sederhana maupun super intensif. Ketiga, kebutuhan modal baik
untuk investasi maupun operasional tidak begitu tinggi. Ke empat,
menyerap tenaga kerja san merupakan usaha yang menguntungkan. "Faktor
lain adalah lahan yang memenuhi syarat untuk budidaya usang tersedia
cukup luas di Kota Pekalongan ini," tambahnya.
Slamet
Soebjakto menambahkan, pemanfaatan dan pengembangan tambak terlantar di
Desa Degayu telah dilaksanakan sejak tahun 2011 oleh Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara bekerja sama dengan
Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Pekalongan serta Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Saat ini Bank Indonesia
(BI) telah mendukung pengembangan usaha ini melalui program Corporate
Social Responsibility (CSR). "Pengembangan usaha budidaya udang di
suatu wilayah memerlukan adanya sinergi, kerjasama dan koordinasi semua
pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
Tanpa
adanya sinergi, mustahil usaha tersebut dapat berkembang," tambah
Slamet. Pada awalnya, di tahun 2011, BBPBAP Jepara melaksanakan
diseminasi kegiatan budidaya usang vaname ditambak seluas 1 ha.
Teknologi yang diterapkan adalah Sistem Budidaya Udang Tertutup (Closed
System : Tanpa melakukan pembuangan air), dengan blosecurity yang
ketat, seperti menggunakan benih bebas virus, pemasangan pagar di
sekeliling tambak dan juga penggunaan plastic mulsa di dasar tambak.
"Saat ini usaha budidaya udang didaerah ini telah berkembang menjadi
kurang lebih 30 ha dan dikelola oleh tiga kelompok dengan pengawalan
teknis oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) melalui UPT
BBPBAP Jepara, melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)."
Sampai
dengan bulan Agustus 2013, telah dilakukan tiga kali siklus budidaya.
Pada siklus ketiha yaitu periode Maret-Agustus 2013, dari 3,8 ha tambak
yang diusahakan, dengan penebaran benih 300 ribu ekor, berhasil dipanen
udang sebanyak 4 ton dengan ukuran sekitar 65-67 ekor/kg. "Ini bukti
bahwa tambak yang dulunya terbengkalai tanpa hasil, saat ini telah
menghasilkan udang dengan produktifitas yang cukup membanggakan dan
menggembirakan.
Keberhasilan
ini merupakan keberhasilan bersama dan harus tetap dipertahankan untuk
mendukung pencapaian peningkatan produksi udang," Sementara itu,
Walikota dr HM Basyir Ahmad mengatakan, bahwa masih banyak lahan yang
belum terpakai di wilayah utara Kota Pekalongan ini, sehingga
dimungkinkan jika dalam tambak percontohan ini berhasil maka secara
tidak langsung masyarakat lainnya akan memanfaatkan lahan mereka yang
terkena rob untuk dijadikan tambak udang seperti di Degayu ini. "Kami
akan menggandeng beberapa pihak seperti BII dalam upaya pelatihan ke
kelompok-kelompok masyarakat lainnya," tegasnya. (dur/ap3)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 02-09-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar