Rabu, 04 September 2013

Panen raya udang vaname

Panen Udang di Wilayah Banjir Rob 

KOTA - Tidak selamanya musibah itu negatif. Pastinya Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan segala sesuatu ada nilai positifnya. Demikian pula musibah banjir rob yang menggenangi lahan-lahan di wilayah Pekalongan Utara. Atas kenyataan tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya RI melalui Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara bekerja sama dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Pekalongan serta Dinas Kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Tengah memanfaatkan tambak idle/terlantar di Kelurahan Degayu. Hasilnya luar biasa, saat ini mulai menampakkan hasilnya dengan dibuktikan panen raya udang vaname ditambak seluas 1 ha, Sabtu (31/8) oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.

Dr. Ir. Slamet Soebjakto, MSi, Walikota dr HM Basyir Ahmad, beserta kelompok Pembudidaya Perikanan Sampangan Tigo. Kepada Radar, Slamet Soebjakto mengungkapkan, pengembangan budidaya ditambak-tambak terlantar tentunya akan menggairahkan kembali usaha budidaya udang, meningkatkan produksi udang dan sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petambak di sekitarnya. "Jadi program tambak udang yang menggunakan lahan banjir Rob, diharapkan menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat Pekalongan yang lahan pertaniannya tergenang banjir rob," tuturnya.

Slamet Soebjakto sangat berharap kepada masyarakat pembudidaya usang agar pada kegiatan panen titik awal untuk memotivasi dalam membangkitkan kembali kejayaan budidaya udang di wilayah Pantura Jawa khususnya Kota Pekalongan ini. Beberapa hal yang menjadikan budidaya udang menjadi prioritas, lanjutnya, adalah permintaannya terutama untuk pasar luar negeri cukup besar. Kedua, proses budidaya udang dapat dilakukan dengan teknologi sederhana maupun super intensif. Ketiga, kebutuhan modal baik untuk investasi maupun operasional tidak begitu tinggi. Ke empat, menyerap tenaga kerja san merupakan usaha yang menguntungkan. "Faktor lain adalah lahan yang memenuhi syarat untuk budidaya usang tersedia cukup luas di Kota Pekalongan ini," tambahnya.

Slamet Soebjakto menambahkan, pemanfaatan dan pengembangan tambak terlantar di Desa Degayu telah dilaksanakan sejak tahun 2011 oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara bekerja sama dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Pekalongan serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Saat ini Bank Indonesia (BI) telah mendukung pengembangan usaha ini melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). "Pengembangan usaha budidaya udang di suatu wilayah memerlukan adanya sinergi, kerjasama dan koordinasi semua pemangku kepentingan di wilayah tersebut.

Tanpa adanya sinergi, mustahil usaha tersebut dapat berkembang," tambah Slamet. Pada awalnya, di tahun 2011, BBPBAP Jepara melaksanakan diseminasi kegiatan budidaya usang vaname ditambak seluas 1 ha. Teknologi yang diterapkan adalah Sistem Budidaya Udang Tertutup (Closed System : Tanpa melakukan pembuangan air), dengan blosecurity yang ketat, seperti menggunakan benih bebas virus, pemasangan pagar di sekeliling tambak dan juga penggunaan plastic mulsa di dasar tambak. 

"Saat ini usaha budidaya udang didaerah ini telah berkembang menjadi kurang lebih 30 ha dan dikelola oleh tiga kelompok dengan pengawalan teknis oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) melalui UPT BBPBAP Jepara, melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)."

Sampai dengan bulan Agustus 2013, telah dilakukan tiga kali siklus budidaya. Pada siklus ketiha yaitu periode Maret-Agustus 2013, dari 3,8 ha tambak yang diusahakan, dengan penebaran benih 300 ribu ekor, berhasil dipanen udang sebanyak 4 ton dengan ukuran sekitar 65-67 ekor/kg. "Ini bukti bahwa tambak yang dulunya terbengkalai tanpa hasil, saat ini telah menghasilkan udang dengan produktifitas yang cukup membanggakan dan menggembirakan.

Keberhasilan ini merupakan keberhasilan bersama dan harus tetap dipertahankan untuk mendukung pencapaian peningkatan produksi udang," Sementara itu, Walikota dr HM Basyir Ahmad mengatakan, bahwa masih banyak lahan yang belum terpakai di wilayah utara Kota Pekalongan ini, sehingga dimungkinkan jika dalam tambak percontohan ini berhasil maka secara tidak langsung masyarakat lainnya akan memanfaatkan lahan mereka yang terkena rob untuk dijadikan tambak udang seperti di Degayu ini. "Kami akan menggandeng beberapa pihak seperti BII dalam upaya pelatihan ke kelompok-kelompok masyarakat lainnya," tegasnya. (dur/ap3)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 02-09-2013)

 

Tidak ada komentar: