PAGI itu,
Selasa(24/4), sejak pertama dibuka, taman baca Tunas di RW 10 Perumahan
Medono Indah sudah di kerubuti oleh anak-anak sekolahan yag kebetulan
masih dalam waktu libur. Saat tim petugas monitoring dari kantor
perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) mendatangi taman baca tersebut.
Terlihat anak-anak sedang serius membaca buku yang telah dipilihnya.
Bahkan kadang mereka berebut unutuk memilih buku favoritnya. Taman baca
Tunas, memang telah menjadi tempat favorit bagi warga sekitar untuk
menghabiskan waktunya, mulai dari anak-anak hingga orang tua suka
mampir ke taman baca tersebut.
Pengelola
taman baca, yang juga wakil ketua Bina Keluarga remaja (BKR) Tunas, Sri
setiowati SH menjelaskan, keberadaan taman baca 'Tunas' memang
benar-benar di manfaatkan oleh masyarakat sekitar, terutama anak-anak
dan remaja. “sejak pertanma berdirinya taman baca ini, sudah disambut
baik dengan banyaknya kunjungan yang dilakukan masyarakat sekitar,”
bebernya. Walaupun, sambung Sri Setiowati, ruangan yang dipergunakan
untuk taman baca tersebut masih terbilang kecil, namun fasilitas yang
dimiliki sudah termasuk lengkap, seperti satu mesin jahit, dan juga
satu komputer lengkap yang sudah tersambung digital library milik
perpustakaan Kota Pekalongan.
“Karena
biasanya ibu rumah tangga sering mampir kesini sekedar mencari
infomasi, atau untuk berkumpul dengan ibu-ibu lain. Untuk itu, disini
kami juga memberikan fasilitas satu mesin jahit, agar bisa digunakan.
Taman baca ini juga sering dimanfaatkan anak-anak untuk mengerjakan
tugas, karena disini ada fasilitas komputer yang tersambung ke digital
library milik KPAD, sehingga jika membutuhkan buku untuk mengerjakan
tugas juga bisa dicari disini,” tutur Sri lagi. Dengan semua fasilitas
sudah bisa dihadirkan saat ini, tidak membuat pengelola berhenti dan
puas. Justru mereka bertekad untuk terus melakukan pengembangan agar
taman baca tersebut semakin lengkap, dan benar-benar menjadi tempat
yang bermanfaat bagi masyarakat.
Saat
ini, koleksi yang dimiliki taman baca ini sudah mencapai 428 buku
dengan berbagai segmen, mulai dari buku ilmiah, fisika, majalah sampai
surat kabar. “Kami mendapatkanya dari berbagai pihak, mulai dari
sumbangan ataupun membeli dari dana ekselarasi yang kami dapatkan,”
ucap Sri. Keberadaan ibu-ibu rumah tangga yang jelas sering mampir ke
tempat tersebut, juga dimanfaatkan pengelola untuk memberikan pelatihan
kepada ibu-ibu untuk membuat kerajina tangan. “Hasilnya juga bagus,
beberapa kerajinan tangan karya ibu-ibu bisa kami jual dan memiliki
nilai ekonomis, sehingga bisa menghidupi taman baca ini,”tuturnya lagi.
Selain kerajinan tangan pengelola juga memanfaatkan komposter untuk
menghasilkan kompos yang juga benilai ekonomis, pengelola juga menanam
temulawak di halaman belakang tempat tersebut. “Alhamdulillah dari
semua upaya yang kami lakukan bisa menghidupi taman baca ini,” ucapnya
lagi.
Sementara
itu, petugas perpustakaan KPAD, Egi Sugiharjo, yang ditemui usai
melakukan monitoring, mengatakan, kendala yang dimiliki oleh sebagian
besar taman baca yang saat ini sudah berdiri, adalah masalah biaya
operasional.”Memang setelah monitoring kami ke beberapa taman baca,
masalah yang mereka alami sama, yaitu tidak adanya biaya operasional
yang membuat taman baca tidak bisa berkembang,” ucap Egi. Untuk itu,
Egi menyarankan agar setiap pengelola taman baca bisa berfikir kreatif
untuk mendapatkan pengahasilan yang nantinya dapat digunakan untuk
menghidupi taman bacanya.
“Seperti
yang dilakukan taman baca 'Tunas' mereka bisa menghasilkan penghasilan
sendiri dengan memanfaatkan SDM yang memang sering mampir ke situ.
Semoga hal tersebut bisa menjadi inspirasi bagi taman baca
lainya,”harap Egi.
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 25/04/2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar