Sabtu, 30 November 2013

Atasi Abrasi dengan Teknologi Jerman

Teknologi Jerman Dicoba untuk Atasi Abrasi

PEKALONGAN – Abrasi di Pantai Kota Pekalongan terjadi terus, tanggul selalu dibuat dengan metode konvensional, bangunan batu dan semen, sehingga selalu jebol. Namun sekarang telah digunakan metode geotekstil dari Jerman. Penggunaan metode geotekstil diusung oleh rekanan dari Jakarta. Hasilnya telah menjadikan garis pantai bertambah sekitar 200-300 meter. Bahkan tingkat rob atau luapan air laut ke daratan yang merembes membanjiri perumahan-perumahan warga dalam beberapa bulan akhir telah berkurang.
Hal itu terungkap pada hasil pemantauan PT Prima Karya Anugerah Mandiri, rekanan yang menggarap proyek penanggulangan masalah alam akibat abrasi dan rob di Pantaisari. Kota Pekalongan. Rekanan tersebut sengaja datang secaa berkala untuk memantau langsung proyek sepanjang 600-700 meter yang telah digarap. Namun proyek tersebut akan digarap secara jangka panjang, karena Pantai Kota Pekalongan memiliki garis pantai sepanjang 6 km.
Menurut Benny Santoso dari PT Karya Prima Anugerah Mandiri, pihaknya merasa puas dengan hasil yang terjadi selama 3 bulan terakhir dengan penerapan teknologi Jerman pemasangan karung geotekstil untuk tanggul pantai dan kantung geotekstil untuk penahanan gelombang di tengah laut.
Dengan pemasangan kantung geotekstil agak menjorok ke tengah laut terpaan air pasang dapat tertahan dan tidak langsung menerpa daratan, kemudian masih terhalang lagi oleh karung geotekstil, sehingga tekanan air saat kedaratan berkurang dan hanya terjadi rembesan dari sela-sela karung,” katanya. Melaui proses tersebut banyak pasir yang menjorok keluar pantai sehingga terjadi sedimentasi secara alami dan garis pantai dalam pantauan selama tiga bulan telah mengalami penambahan sebanyak sekitar 200-300 meter.
10 Tahun Lebih
Teknologi dari Jerman tersebut dilakukan lantaran langkah konvensional yang dilakukan selama ini dengan penanggulan menggunakan batu dan smeen tidak tahan lama dan hancur hanya dalam hitungan bulan saja. “Sedangkan teknologi kantung geotekstil dalam berbagai uji coba dan penelitian yang telah dilakukan Puslitban Sumber Daya Alam di Bandung mampu bertahan hingga 10 tahun lebih, sehingga selain menghemat dana miliaran rupiah juga dapat terselesaikan secara cepat,” terangnya.
Gigih, penjaga Krematorium Pekalongan yang berlokasi di daerah Pantai Sari menyebutkan warga sekarang cukup lega karena telah terjadi pengurangan luapan air laut dan daratan di Pantai Pekalongan. /;Kalau di sekitar Krematorium ini dulu sudah menjadi lautan dan sekarang garis luar tanggul karung geotekstil sudah menjadi daratan kembali sekitar 200 meter ada yang 300 meter juga,” tambah Gigih. (H52-69)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 22-11-2013)
 

Tidak ada komentar: