Senin, 25 Juni 2012

Pemkab Batang Jamin Tak Rugikan Masyarakat Dalam Pembangunan PLTU

Batang – Pemerintah Kabupaten Batang menjamin pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap  berkapasitas 2.000 megawatt, tidak akan merugikan masyarakat Batang. PLTU juga tidak akan merusak lingkungan karena menggunakan teknologi Jepang dan berbahan baku batubara.
 
            ”Pembangunan PLTU akan memberikan kontribusi positif terhadap warga dan pemerintah sendiri. Warga petani yang tanahnya digunakan untuk lokasi PLTU tidak perlu khawatir akan kehilangan mata pencaharian, karena kita akan mengakomodir mereka agar dapat bekerja di PLTU atau membuka usaha di sekitar lokasi PLTU, “ kata Plt Sekda Batang Drs Suharyanto pada sarasehan pembangunan PLTU dengan jajaran media massa di Batang, Kamis (21/6).
 
            Menurut Suharyanto, Pemkab Batang akan mendukung segala investasi termasuk PLTU jika memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang. “Pembangunan PLTU ini akan menjadi kebangkitan investasi di Kabupaten Batang,” ujarnya.  
 
Disebutkan Suharyanto PLTU Batang merupakan proyek pertama yang akan menjadi percontohan terhadap proyek insfrastruktur lainnya dan terbesar di Asia Tenggara. Pada akhir 2016, proyek ini ditargetkan sudah dapat dioperasikan untuk jaringan kelistrikan Jawa-Bali dengan pasokan listrik sebesar 2.000 megawatt. “Proyek PLTU di Batang akan menjadi barometer pada pihak swasta dalam menentukan pilihan berinvestasi,” katanya.
 
Sementara itu Staf Ahli Direksi PT PLN Persero Kantor Pusat Jakarta Ir Asistia Setiawan mengungkapkan, kapasitas terbangun PLTU Batang sebesar 2 x 1000 megawatt dengan estimasi biaya investasi $ US 3 milyar. “Proyek PLTU ini akan mampu memenuhi kebutuhan daya listrik untuk menutupi kebutuhan listrik Jawa-Bali yang tumbuh 8 persen per tahun di tahun 2016,” kata Asistia.
 
Dikatakan Asistia, PLTU Batang nantinya akan menggunakan teknologi Clean Coal Technology, supercritical atau ultra-supercritical. Teknologi Supercritical boiler akan menghasilkan emisi lebih rendah, lebih efisien, lebih bankable, dan cost-competitive.
 
“Sedang untuk menggerakkan mesin, nantinya digunakan batubara. Bahan ini merupakan bahan bakar termurah berdasarkan kajian least-cost-of-supply, sehingga dapat  menurunkan biaya pokok produksi (BPP) PLN dan pada akhirnya akan menurunkan kebutuhan subsidi PLN,” jelasnya
sumber: **Newsroom HumasKab.Batang

Tidak ada komentar: