YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Seiring berjalannya
waktu, akuntan Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang lebih besar
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tantangan terbesar akuntan Indonesia
saat ini adalah kewajiban melaksanakan International Financial
Reporting Standard (IFRS) yang sudah dimulai semenjak tahun 2010.
Sementara di tahun 2013 para praktisi akuntan publik dituntut melakukan
adopsi ISA secara penuh.
Menurut Ketua Program Pendidikan Profesi
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Drs Sugiarto MAcc MBA
Ak CMA, hal tersebut disebabkan terkait keharusan perusahaan publik
melaksanakan transparansi pelaporan keuangan yang semakin meningkat dan
good corporate governance yang semakin baik.
"Tantangan-tantangan
besar tersebut menjadi isu menarik yang didiskusikan oleh organisasi
akuntan Indonesia saat ini. Bagaimana akuntan Indonesia akan melakukan
berbagai langkah strategik agar dapat menghadapi berbagai tantangan,
sekaligus menjadikan akuntan Indonesia unggul baik dari segi kualitas
maupun kuantitas," katanya, di Grha Sabha Pramana UGM, saat mewisuda
229 profesi akuntansi baru.
Mewakili sambutan orang tua, Bupati
Sleman Drs Purnomo mengungkapkan, Pendidikan Profesi Akuntansi tidak
saja untuk kehidupan pribadi, namun juga diperlukan bagi kemajuan
masyarakat, bangsa dan negara. Terwujudnya good governance di lingkungan pemerintah dan lembaga bisnis di era saat ini menjadi keharusan.
Profesi
akuntan tentu berperan besar dalam mewujudkannya, sebab para akuntan
menjadi pilar strategis dari sistem akuntabilitas dan transparansi.
"Perannya bisa mewujudkan pemerintahan maupun organisasi bisnis yang
bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Ini adalah salah satu tantangan
sekaligus kesempatan yang harus dimanfaatkan para wisudawan," ungkapnya.
(
Bambang Unjianto / CN33 / JBSM )sumber:www.suaramerdeka.com
1 komentar:
Mau nanya dong, perusahaan dipekalongan ada yang mengadopsi IFRS?
Posting Komentar