Lapak di Gemek Diperjualbelikan?
KEDUNGWUNI - Ketua Forum Masyarakat Pekalongan
Bersatu (FMPB), Mustofa Amin mengeluhkan adanya praktik jual beli
shelter atau lapak di Taman Gemek Kedungwuni Pekalongan. Padahal,
shelter tersebut disediakan pemerintah secara gratis kepada masyarakat
untuk meningkatkan ekonomi, khususnya para pedagang di wilayah tersebut.
“Ada oknum yang menjual shelter kepada orang yang bersedia
menempatinya. Nilainya pun mencapai jutaan rupiah. Kabar itu saya
peroleh langsung dari para pedagang,” akunya.
Dijelaskan, awalnya memang lapak diberikan kepada pedagang. Namun begitu tak ditempati, lapak kemudian diperjualbelikan. “Ini
Saat diklarifikasi pernyataan tersebut, Camat Kedungwuni Pekalongan, Sumarwati menampiknya. Ia mengatakan, sejauh ini, pihaknya belum menemukan adanya praktik jual beli shelter tersebut.
“Terkait hal itu kami belum mengetahui. Namun, untuk pengelolaan
gemek kami sudah melakukan optimalisasi. Kita juga akan adakan evaluasi
terkait pengelolaan gemek,” ungkapnya.
Sementara Sekretaris Pengelola Taman Lapangan Gemek, Ghufron Jamal,
menambahkan, dalam aturan penggunaan shelter oleh para pedagang di
kawasan Gemek, jika sudah melebih 15 hari tidak dipakai, maka sudah
bisa ditempati oleh orang lain. “Para penjual yang menjajakan jualannya
di shelter ini merupakan para pedagang yang sudah sejak dulu ada di
Gemek. Jauh sebelum taman ini dibangun seperti ini, sebagian besar
mereka (pedagang) sudah menempati lapangan Gemek,” ujar Ghofur.
“Sampai saat ini, jumlah yang tersisa ada 8 selter, Itupun masih
diupayakan untuk bisa ditempati. disperindag juga terus lakukan
evaluasi,” imbuhnya.
Untuk sekedar diketahui, di kawasan Gemek tersebut terdapat 72 shelter untuk para pedagang. (yan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar