Pendangkalan Muara Pekalongan Teratasi
PEKALONGAN
– Sedimentasi muara di depan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan,
sedikit teratasi. Pemkot melalui Dinas Peternakan, Pertanian dan
Kelautan (DPPK) telah selesai mengetuk sedimentasi di muara tersebut.
Upaya tersebut mendapat sambutan baik dari nelayan setempat. Ketua
Asosiasi Purseseine Indonesia (API) Pekalongan, Mofid menjelaskan,
kapal-kapal anggota API sudah bisa keluar masuk pelabuhan dengan lancar.
“Beberapa
waktu lalu sudah ada pengerukan, sehingga kapal-kapal kami yang
berukuran di atas 30 Gross Ton (GT) sudah bisa keluar masuk ke
pelabuhan,” jelas Mofid, jumat (28/2). Dia mengakui sebelumnya ada
persoalan terhadap lalu lintas kapal yang akan keluar maupun masuk ke
pelabuhan akibat pendangkalan muara. Kapal yang sudah sadar tidak bisa
berlayar sedangkan kapal yang mau masuk pelabuhan harus melepas jangkar
di laut.
Penjaga
kolam sandar kapal, Ahmad menambahkan, ketika muara terjadi
pendangkalan, kapal yang bisa masuk atau keluar pelabuhan hanya kapal
arek-arek atau mini pursesine dengan bobot dibawah 30 GT. “Kapal
arek-arek yang beratnya hanya 17 GT, ketika muara dangkal masih bisa
melintas menuju ke pelabuhan dengan menggunakan jasa pemandu,”ujar
Ahmad.
Lancar
Pemandu
diperlukan agar kapal tidak kandas di muara. Sekarang, perahu-perahu
nelayan sudah lancar keluar masuk pelabuhan, termasuk kapal purseseine
berbobot di atas 30 GT sudah tidak perlu jasa pemandu. “Apalagi kalau
air laut sedang pasang, pelayaran menjadi lebih mudah,” papar Ahmad.
Kepala
Unit Pengelola Teknologi Daerah (UPTD) TPI, Kasim Sumadi mengemukakan,
untuk mengatasi pendangkalan, pemerintah kota membutuhkan waktu 30 hari
untuk mengeruk sedimentasi muara. Pengerukan menggunakan
ekskavator.”Saat ini pengerukan masih berlangsung,” kata Kasim. (K40-74)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 01-03-2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar