Sekeluarga Tewas Bunuh Diri
PEKALONGAN – Kisah tragis menimpa sebuah keluarga
di Kompleks Perumahan Duta Bahagia, Kelurahan Kraton Lor, Pekalongan
Utara, Kota Pekalongan. Seorang ibu rumah tangga bernama Lina (39) dan
anaknya yang masih kelas V SD, Dani (11), ditemukan tewas pada Kamis
(27/2) malam sekira pukul 23.00.
Kedua warga yang tinggal di sebuah rumah yang berada di Jalan Jalan
Tentram No 7, RT 01 RW 05 Perum Duta Indah, itu diduga tewas bunuh diri
di dalam rumahnya. Mereka diduga tewas setelah menenggak racun, karena
pada saat olah TKP, pihak kepolisian menemukan barang bukti sejenis
racun. Pada jasad korban juga menunjukkan bahwa korban meninggal karena
keracunan.
Selain ibu dan anak tersebut, ternyata dilaporkan bahwa sang nenek,
atau ibu dari Lina yang bernama Anita (58), juga ditemukan tewas. Tak
cukup sampai di situ. Adik kandung Lina, bernama Rudito alias Roy (30),
juga tewas.
Anita dan Roy dilaporkan tewas di lokasi berbeda, tepatnya di salah
satu hotel di Kota Cirebon. Waktunya hampir bersamaan dengan kejadian
yang menimpa korban di Kota Pekalongan. Bukan hanya mereka berempat,
satu lagi korban, yakni calon istri Roy yang bernama Salsa, hingga
Jumat (28/2) siang dilaporkan masih kritis dan harus menjalani
perawatan di RS Pelabuhan Kota Cirebon, Jawa Barat.
Kapolres Pekalongan Kota AKBP Rifki SH SIK, melalui Kasatreskrim AKP
Bambang Purnomo SH, membenarkan adanya ibu dan anak yang tewas
tersebut. Pihaknya menerima informasi pada Kamis tengah malam, yang
menyebutkan ada warga Perum Duta Indah yang meninggal dunia diduga
karena keracunan.
Kedua korban sudah dibawa ke rumah sakit (RSUD) Kraton oleh Candra
(40), yang juga suami dari Lina, alias menantu dari Anita, pada Kamis
malam pukul 23.00. “Kami lalu melakukan olah TKP, dan mengecek jasad
korban di rumah sakit,” ujarnya, Jumat (28/2) pagi.
Dari olah TKP dan beberapa barang bukti yang ditemukan di lokasi
kejadian, pihaknya menduga bahwa korban meninggal akibat keracunan.
Barang bukti racun yang belum diketahui jenisnya itu ditemukan di dalam
rumah korban. “Racunnya jenis apa, kita belum tahu persis. Masih
menunggu hasil pemeriksaan dari Labfor,” tandasnya.
Sedangkan untuk korban yang meninggal di Cirebon, Bambang belum bisa
memberikan keterangan detil. Namun dia membenarkan bahwa kedua korban
itu, yakni Anita dan Rudito alias Roy, merupakan ibu dan adik kandung
dari Lina.
“Untuk yang TKP di Cirebon, kita belum konfirmasi lebih lanjut. Yang
jelas korban di sana merupakan ibu dan adik dari Lina. Karena itu masuk
wilayah hukum Polres Cirebon, maka kami akan koordinasi dengan jajaran
Polres setempat,” jelasnya.
Jasad Lina dan anaknya, pada Jumat (28/2) sekira pukul 10.00, mulai
menjalani proses otopsi di kamar mayat RSUD Kraton oleh tim forensi
dari Dokpol Labfor Polda Jateng. Proses otopsi baru selesai sekitar
pukul 12.00. “Hasilnya seperti apa, kita belum tahu. Menunggu
keterangan dari Labfor,” imbuh Bambang.
Informasi lainnya diterima dari Santosa, petugas Satpam yang berjaga
di Perum Duta Bahagia. Satpam tersebut pada Kamis malam sekira pukul
23.00 melihat Candra (suami dari Lina) mengemudikan mobil dengan
buru-buru, meninggalkan kompleks perumahan tersebut.
Di dalam mobil yang dikemudikan Candra tersebut, Santosa melihat ada
empat orang. Masing-masing, Candra, lalu seorang tetangga korban yang
juga dokter, dan dua lagi Anita dan Dani yang diduga sudah meninggal.
Jenazah dua korban yang meninggal di Cirebon, Anita dan Roy, Jumat
sekitar pukul 11.00 sudah sampai di Kota Pekalongan. Jasad mereka
selanjutnya dibawa ke Gedung Pemulasaraan Jenazah Yayasan Gotong Royong
di Jalan Salak, Kota Pekalongan. Menyusul kemudian, sekira pukul 13.00,
jasad Lina dan Dani juga dibawa ke tempat tersebut.
Sementara itu, suami dari Lina, Candra, hingga Jumat siang masih
terlihat syok. Ia belum bisa dimintai keterangan. Informasi dari
sejumlah rekan korban, Candra mendapat telepon dari Cirebon pada Jumat
pagi, mengabarkan bahwa ibu mertua dan adik iparnya juga meninggal.
“Dia (Candra, red) masih syok, belum bisa dimintai keterangan,” ujar
Citro, warga Poncol, Pekalongan Timur, yang juga rekan korban
sekeluarga.
*) Diduga Masalah Ekonomi
Citro menuturkan bahwa dirinya mengenal baik korban sekeluarga. Ia
merasa bahwa pada keluarga tersebut tidak ada permasalahan antar
anggota keluarga yang satu dengan yang lain. “Tidak ada konflik pada
keluarga tersebut. Tapi memang, korban yang bernama Lina dari kecil
memang sangat patuh dengan ibunya,” ungkapnya.
Dikatakan pula bahwa Lina dan Candra, maupun Anita, punya toko besi
yang berlokasi di daerah Kraton Kidul dan Jalan KHM Mansyur, Kelurahan
Bendan, Pekalongan Barat. “Mereka punya usaha toko besi,” ujarnya.
Sumber lain menuturkan kepada Radar bahwa penyebab beberapa orang
yang masih satu keluarga itu nekat bunuh diri, diduga ada permasalahan
ekonomi yang menimpa keluarga tersebut. Diduga usaha toko besi yang
mereka kelola mengalami kesulitan dan di ambang bangkrut.
Sebelumnya, beberapa jam sebelum kejadian, pada Kamis (27/2) malam,
diketahui bahwa keluarga tersebut bersama-sama makan ke sebuah rumah
makan di Comal, Pemalang. Usai makan, Anita mengajak anak dan cucunya
untuk pergi ke Cirebon. Segala tas dan baju sudah disiapkan.
Namun suami dari Lina, Candra, meminta supaya istri dan anaknya
tetap tinggal di Pekalongan. Akhirnya yang berangkat ke Cirebon hanya
Lina, Rudito, dan Salsa (pacar Rudito). Hingga kemudian, peristiwa
tragis itu terjadi. Empat orang anggota keluarga tersebut meninggal
dunia, diduga bunuh diri dengan menenggak racun.
Reza, seorang petugas Satpam di Perum Duta Bahagia yang ditemui
Radar pada Jumat Siang, mengatakan dalam kesehariannya keluarga korban
cenderung tertutup. Dia hanya tahu bahwa keluarga tersebut punya dua
rumah di kompleks perumahan elit itu. “Rumah di Jalan Tentram No 7
ditinggali tiga orang, yakni pak Candra, Lina, dan seorang anaknya.
Sedangkan rumah satunya, di Jalan Sejahtera No 14, ditempati bu Anita
(ibu kandung Lina/mertua Candra) dan anaknya yang lain,” ungkapnya.
Ditemukan di Kamar Hotel
sementara itu di Kota Cirebon, tiga anggota anggota keluarga lainnya
ditemukan di dalam kamar hotel sekitar pukul 07.00, Jumat (28/2). Dua
korban tewas, satu lainnya kritis di dalam kamar 203 di Hotel
Langensari, Jl Siliwangi Kota Cirebon. Ketiga korban diduga menenggak
racun serangga, karena di dalam kamar kelas medium dengan rate 300 ribu
permalam tersebut, keluar busa dan tercium bau obat serangga dari mulut
korban.
Keduanya diketahui merupakan ibu dan anak yakni Anita (58) dan
Rudito (39), warga Pekalongan. Sementara korban kritis yang juga
merupakan pacar Rudito bernama Salsa, kini dirawat di Ruang ICU RS
Pelabuhan Cirebon.
Menurut informasi yang dihimpun Radar, penemuan ini berawal dari
petugas hotel yang hendak mengantarkan sarapan untuk korban, namun
setelah diketuk beberapa kali dari dalam kamar tidak ada jawaban.
Kondisi itu membuat petugas hotel curiga. Ditemani sekuriti hotel,
petugas membuka kamar 203 menggunakan kunci master dan menemukan
ketiganya dalam kondisi terkapar.
Ketiganya lalu dievakuasi pihak hotel ke RS Pelabuhan untuk
mendapatkan pertolongan. Anita dan Rudito dinyatakan tewas, sementara
Salsa hingga Jumat pukul 21.00 WIB masih mendapatkan perawatan intensif
dengan kondisi kritis.
Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum saat dihubungi
melalui sambungan selularnya menjelaskan, korban check in ke hotel pada
Jumat (28/2) sekitar pukul 01.00 dinihari. Korban menginap dengan
membayar tagihan untuk satu hari. Sementara itu, saat disinggung lebih
jauh mengenai motif dari insiden tersebut, Dani mengatakan, kasus
tersebut masih dalam penyelidikan. Terkait kondisi mulut korban yang
mengeluarkan busa, dirinya enggan berspekulasi dan akan menunggu hasil
Labfor dari Mabes Polri. “Untuk motifnya masih kita dalami. Kita masih
memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti,” pungkasnya. (way/dri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar