Rebon Berlimpah, Produksi Terasi Naik
PEKALONGAN –
Tangkapan udang rebon di pantai Kota Pekalongan, akhir-akhir ini
berlimpah. Ketersediaan rebon berimbas produksi terasi di wilayah
Boyongsari, kelurahan Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara,
meningkat. Nelayan penangkap rebon, Slamet warga Kelurahan Panjang
Baru, mengatakan rebon berlimpah seiring cuaca cerah dan kondisi laut
yang mulai tenang. “Satu nelayan bisa menangkap udang rebon hingga
seberat 10 kilogram/hari,” kata Slamet, senin (17/3).
Nelayan
penangkap rebon, lanjut dia, jumlahnya mencapai puluhan orang. Mereka
menggunakan alat tangkap tradisional yang disebut sodok. Alat tersebut
terdiri atas jaring jenis kelambu dan dua pilah bambu yang dipasang dua
buah pelat besi mirip tombak. Rebon hasil tangkapan nelayan ada yang
dijual dalam keadaan basah dan langsung diolah menjadi terasi.
“Kebanyakan nelayan pencari rebon, mempunyai industri terasi sendiri
yang dikelola istri mereka,” ungkap Slamet.
Bebas Bahan Pengawet
Untuk
membuat terasi, lanjut dia, rebon hasil tangkapan dijemur sampai kering
kemudian ditumbuk. Setelah ditumbuk, rebon dijemur kembali kemudian
ditumbuk lagi dan dicampur bahan lain selanjutnya dijemur lagi.
Proses
menjadi terasi berlangsung selama satu hari. Terasi Boyongsari, menurut
dia, bebas dari bahan pengawet sehingga banyak digemari konsumen.
“Ciri-ciri terasi Boyongsari dikemas atau dibungkus daun pisang kering
dan apabila digunakan untuk memasak, bentuk terasi akan buyar
(berantakan) ketika digoreng,” papar Slamet.
Dalam
membuat terasi ini, perajin biasanya menggunakan lima kilogram rebon
untuk menghasilkan tujuh kilogram terasi. Dalam prosesnya, terasi masih
dicampur air dan garam. Untuk pemasaran, papar Slamet, sudah ada
pedagang yang datang ke Boyongsari untuk kulakan. (K40-74)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 18-03-2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar