Telepon Genggam Bisa Atasi Kesenjangan
JAKARTA, KOMPAS –
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, terutama telepon genggam
untuk mengtasi kesenjangan mutu pembelajaran terus di dorong. Namun,
pemanfaatan perangkat berg erak itu membutuhkan pemberdayaan dalam
menggunakannya. “Penggunaan telepon genggam untuk pembelajaran efektif
dan murah. Saya membuat program pengiriman jawaban ujian siswa lewat
telepon genggam. Selain hemat kertas dan cepat, hasilnya segera
diketahui siswa,” kata Subiyanto, guru SMAN 3 Semarang, Minggu (2/3).
Di
Indonesia, pada tahun 2013 terdapat 236,8 juta pengguna telepon
genggam. Bahkan, Badan Intelejen Pusat Amerika Serikat (CIA) menyebut
Indonesia sebagai negara dengan pengguna terbesar kelima setelah China,
India, AS, dan Brasil. Oleh karena itu, UNESCO menyakini, telepon
genggam dapat dikembangkan untuk pembelajaran inklusif dan bermutu.
Kehadiran alat-alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bergerak,
seperti telepon genggam, yang didukung jaringan yang bagus berpotensi
mengisi ruang kosong saat buku dan sekolah masih langka, terutama bagi
anak-anak miskin atau yang tinggal di daerah pedalaman.
Iwan
Pranoto, Guru Besar Institut Teknologi Bandung, bersama Koalisi
Reformasi Pendidikan mengatakan, dengan kondisi geografis Indonesia,
percepatan menyamakan mutu pendidikan di semua daerah dapat dibantu TIK
untuk pembelajaran. Semua pihak didorong segera membangun “awan
belajar” memanfaatkan TIK. Yang tak kalah penting selain membangun
infrastruktur TIK adalah membangun konten yang bisa diakses telepon
seluler.
UNESCO
serius membahas bagaimana perangkat bergerak itu memenuhi kebutuhan
pendidik dan menolong mereka meningkatkan efektifitasnya, seperti pada
Pekan Mobile Learning, pembahasan bertema “Memberdayakan Guru dengan
Teknologi”. Selain itu, dibahas keamanan daring, isi materi daring
ramah anak, dan soal pelatihan guru. Menurut Direktur Jenderal UNESCO
Irina Bokova, alat komunikasi bergerak mengubah cara berkomunikasi,
hidup, dan belajar. Semua pihak perlu di yakinkan, revolusi digital
bisa merevolusi cara belajar, mempromosikan pendidikan inklusif, dan
mendorong belajar yang lebih baik di mana pun dan kapan pun (ELN)
(SUMBER : KOMPAS, 03-03-2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar