Rabu, 25 April 2012

Salah Antri, Riski Ketinggalan Dikhitan Walikota

RSUD BENDAN – Ada kejadian lucu dalam acara khitanan massal yang diselenggarakan PKK Kota Pekalongan bekerjasama dengan Bapermas KB dan Ketahanan Pangan, Jum'at (13/4) sore di RSUD Bendan. Salah satu peserta khitanan massal, bernama Riski tertinggal tidak dikhitan Walikota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad. Penyebabnya salah antri saat akan masuk ke ruang pengkhitanan.

Kejadian bermula saat peserta antri untuk mendapatkan suntikan bius. Setelah dari tempat tersebut, para peserta mendapatkan nomer urut untuk pengkhitanan. Namun, Riski, justru masuk ke antrian pengambilan obat dan bingkisan yang harusnya dilakukan setelah prosesi pengkhitanan. Khundori, paman dari Riski yang mendampingi keponakannya dalam acara tersebut menjelaskan, terjadinya kejadian keponakannya belum dikhitan, karena yang mendampingi hanya boleh dari luar saja. “Saya hanya menunggu dan tidak ikut mengarahkan untuk antri. Kebetulan ruangannya semua berdekatan, jadi memang agak membingungkan,” tutur khundori kepada Radar.

Setelah para peserta keluar dari ruangan pembiusan dan mendapatkan nomor urut, khundori langsung menemui keponakannya. “Saya bertanya sama dia, sudah belum. Dia menjawab sudah, terus saya suruh dia antri lagi yang kebetulan antrian khitan dan pengambilan obat berdekatan,” ceritanya. Saat sedang menunggu, lanjut khundori, dirinya ditanya oleh petugas. “Keponakannya sudah atau belum, saya menjawab sesuai jawaban dari keponakan saya, sudah. Lalu saya disuruh mengarahkan keponakan saya untuk antri. Sesudah itu ada petugas yang bertanya lagi, sudah belum saya jawab kembali sudah, lalu disuruh antri ke pengambilan obat,” tuturnya lagi.

Karena pengambilan obat adalah proses terakhir. Setelah selesai Khundori beserta keponakannya diinstruksikan untuk pulang. “Saya nurut saja karena memang instruksinya seperti itu. Tapi anehnya saat akan pulang saya tanya sama keponakan saya, sakit tidak, dia jawab tidak. Saya mulai heran,” ucapnya. Setelah sampai rumah, banyak anak-anak yang ingin melihat hasil sunatan keponakan saya. “Tapi keponakan saya malu dan tidak mau, keponakan saya juga tidak ngomong kalau belum disunat. Setelah dia tidur,”

Saya penasaran dan melihat sendiri, ternyata bentuknya tetap utuh, tapi dari situ saya masih berfikir apakah itu model sunat yang baru. Jadi saya biarkan, tapi ternyata ketika saya hubungi panitia, mereka bilang bahwa itu belum disunat. Setelah itu kami langsung kembali ke RSUD Bendan, tapi sudah tutup.” kisah Khundori yang juga staf Bapermas KB tersebut. Salah satu panitia kegiatan, Muhammad Labib, membenarkan bahwa ada kejadian tersebut. Dirinya mengatakan kejadian tersebut mungkin disebabkan salah pengertian baik anatara petugas maupun peserta dan pendampingnya. “Tapi lucunya, tidak ada saling kejelasan anatara peserta dengan pendampingnya. Harusnya alau merasa belum kan bisa ngomong ke panitia,” ucap Labib.

Namun kejadian tersebut dikatakan Labib bisa menjadi cerita lucu tersendiri. “Saya juga sampai tertawa sendiri setelah mendengar ceritanya, kok bisa belum merasa disunat tapi tidak berontak,” ucapnya lagi sembari tertawa. Kegiatan tersebut, diikuti oleh sekitar 122 peserta dan diadakan dalam rangka HUT Kota Pekalongan yang ke-106 . “PKK berkerjasama dengan RSUD Bendan dan juga sponsor lain memang rutin mengadakan kegiatan sosial setiap tahunnya. Untuk tahun lalu, kami mengadakan nikahan massal, dan tahun ini khitanan massal,” bebernya lagi.

Kegiatan tersebut, lanjut Labib, bertujuan untuk membantu masyarakat kurang mampu yang ada di Kota Pekalongan. “Mengingat sunat atau khitan juga menjadi kewajiban bagi seorang muslim. Jadi kami mencoba untuk membantu masyarakat kurang mampu agar bisa melaksanakan kewajiban tersebut,” pungkasnya. (ap16)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 16-04-2012)

Tidak ada komentar: