Senin, 19 November 2012

Batik Bikers Pekalongan,Klub Wild Hogs, IMBI Semarang, Mengadakan Kegiatan Sosial

Batik Bikers Santuni Yayasan Al Maktab 

SANTUNI - Klub Bikers Batik Pekalongan bersama dengan Klub Wild Hogs (Tegal) dan Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Semaranga menggelar kegiatan penyantunan kepada Yayasan Panti Asuhan Al Maktab di daerah Simbang Kulon gang 4. 

SAMPANGAN - Klub Motor Gede (Moge) yang tergabung dalam Batik Bikers Pekalongan mengadakan kegiatan penyantunan kepada Yayasan Panti Asuhan Al Maktab yang berada di daerah Simbang Kulon gang 4, Minggu (18/11). Kegiatan tersebut juga diikuti oleh Klub Wild Hogs (Tegal) dan Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Semarang yang sengaja diundang untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.


Sekjen Batik Bikers, Syarif Muhammad Bahauddin menjelaskan kegiatan penyantunan tersebut merupakan agenda rutin yang akan dilaksanakan setiap tahunnya. Sedangkan untuk kegiatan rutin mingguan, Batik Bikers menggelar acara Riding dan Sunday Kuliner.

Acara penyantunan tersebut berupa kasur, lemari pakaian, tempat jemuran pakaian dan juga TV yang langsung diterima oleh Ketua Yayasan Al Maktab, H Mirza didampingi penghuni panti asuhan tersebut. Selain bantuan tersebut, anak-anak yatim di panti asuhan Yayasan Al Maktab juga diberikan uang saku. "Pada kali ini kami mengadakan kegiatan sosial berupa penyantunan kepada para penghuni panti asuhan Yayasan Al Maktab. Kegiatan kami adakan bersama dengan Klub Moge dari Tegal dan Semarang," bebernya.

Berdiri pada 1 November 2011, saat ini Batik Bikers Pekalongan telah memiliki anggota yang berjumlah 35 orang. Tidak semua anggota tersebut berasal dari Kota Pekalongan saja tapi juga dari daerah sekitar seperti Kabupaten Pekalongan dan Batang. Untuk acara kumpul-kumpul, biasanya diadakan di Jalan Diponegoro atau tepatnya di depan Apotek Ibukota yang diadakan setiap malam minggu. Sedangkan Basecamp Klub Moge Batik Bikers Pekalongan berada di Jalan Blimbing No 4.

"Kami memiliki semboyan 'Endless Rolling Brotherhood' yang berarti bahwa persaudaraan yang terjalin tidak akan pernah putus. Walaupun begitu, kegiatan yang dilaksanakan oleh Batik Bikers lebih merupakan kegiatan santai sebagai penyaluran hobi," katanya.

Menanggapi keberadaan Klub-klub Moge yang sering ugal-ugalan di jalan, Syarif Muhammad Bahauddin mengatakan jika tidak semua pengendara Moge berlaku seperti itu dan biasanya hanya terjadi pada oknum-oknumnya saja. Namun dirinya mengaku jika memang pada saat berada di jalan, para pengendara Moge sering meminta pengguna jalan lain agar minggir ketika rombongan tersebut hendak lewat.

"Itu kami lakukan karena Moge berbeda dengan motor jenis lainnya, apabila hendak mengerem membutuhkan kekuatan yang besar dan tidak bisa serta merta berhenti. Sehingga membutuhkan ruang yang luas untuk menghindarkan dari laka lantas. Idealnya jarak antara Moge satu dengan lainnya sekitar enam meter," jelasnya. (ap15)

 

Tidak ada komentar: