MALANG – Siapa bilang, dengan
pengawalan polisi, membuat pemain Arema, bisa nyaman pulang ke Malang.
Bahkan dalam konvoi menggunakan voorrijder, Kamis (7/3) malam lalu,
rombongan pemain dan ofisial Arema, jadi sasaran empuk oknum.
Bisa ditebak, bus pemain kaca depannya pecah. Mobil ofisial, tak lebih baik. Kaca-kaca mobil hancur berantakan. Rombongan itu, jadi sasaran yang mudah untuk dilempari batu.
Padahal, pemain pulang dalam jalur yang dianggap aman. Yakni Gresik – Lamongan – Jombang – Kandangan – Ngantang - Pujon hingga Malang. Itu pun sudah larut malam. Rombongan meninggalkan Hotel Sapta Nawa, sekitar 22.00 WIB. Pertandingan Persegres GU vs Arema sendiri, berakhir 18.00 WIB.
‘’Kita akhirnya pastikan lewat jalur Lamongan. Meski memutar, cenderung lebih aman,’’ ujar General Manager Arema, Ruddy Widodo kepada Malang Post (JPNN Group).
Hingga Lamongan, bus aman-aman saja. Teror baru diterima memasuki wilayah Jombang. Tengah malam, bus pemain dilempar batu. Tepat pada kaca bagian depan di area sopir bus. Kaca pun retak.
Pemain yang awalnya terlelap, sontak terbangun. Kayamba Gumbs, Victor Igbonefo, Alberto Goncalves hingga Irsyad Maulana dan pemain lainnya, mulai gelisah. Mereka tak bisa lagi istirahat, setelah lelah bertanding.
Wartawan Malang Post, Satrya Yudistira yang berada dalam bus pemain, ikut merasakan ketegangan yang terjadi. Apalagi teror terus terjadi. Sekitar pukul 01.00, Di daerah Ngoro, dekat Pare, teror kembali terjadi.
Lemparan batu terjadi berkali-kali. Korban berikutnya adalah mobil ofisial. Toyota Wish milik Manager Legal Arema, Eko Hendro Prasetyo, jadi korban. Kaca depan samping kanan tempat sopir, hancur berantakan.
Begitu juga, kaca samping belakang bagian kiri, bolong karena batu besar yang dilemparkan oleh oknum. ‘’Mobil saya kena di dua tempat. Dekat sopir kacanya habis. Yang belakang bolong,’’ ungkap Eko kepada Malang Post.
Akibat serangan itu, rombongan tim terpaksa berhenti setelah melewati Ngoro. Selain untuk memeriksa mobil, rombongan menghentikan lajunya untuk menunggu jemputan tim pengawalan Polres Malang. Polisi yang mengawal dari Gresik, tidak mau meneruskan kawalan.
Baru setelah masuk wilayah Malang, rombongan benar-benar aman. Tim baru masuk mess pemain, sekitar pukul 03.00 WIB.
Sementara rombongan Aremania, juga baru sampai di depan Stasiun Kota Baru, sekitar pukul 02.30 WIB. Padahal rombongan 17 bus itu, meninggalkan Gresik sekitar pukul 18.30 WIB.
‘’Kita langsung pulang lewat jalur minim gesekan. Rencananya sama seperti jalur tim,’’ tutur Korwil Aremania Jodipanesse, Mulyadi alias Mbah Gintul.
Apalagi, sejak Kamis sore, dikabarkan tol Gresik ditutup karena ada sweeping oleh oknum yang diduga Bonek di Tol Waru. ‘’Namun, sampai di Jombang dan mengarah ke Kandangan, patwal mengarahkan kita ke Mojosari arah Mojokerto, yang tembusnya di jalur Apolo-Japanan,’’ ujar Mbah Gintul.
Padahal di jalur tersebut, ratusan oknum berbaju hijau, sudah menanti. Tak ayal, begitu rombongan sampai di daerah Japanan, bus-bus Aremania dijadikan sasaran lemparan batu.
Aremania terdesak dan ingin saling melindungi. Aremania pun turun dari bus, untuk menghalau oknum suporter. Perang batu pun tak terhindarkan. Sambil mengawal bus yang berjalan pelan, Aremania sempat berjalan kaki untuk menghalau serangan lemparan batu. Setelah kondisi mereda, rombongan bus kembali berjalan. Namun, begitu masuk Pasuruan, terjadi lagi pelemparan oleh oknum.
Dalam perjalanan melewati Pasuruan inilah, Aremania menemui sepeda motor plat N, yang pengendaranya diduga diculik oleh oknum suporter. Tapi, dengan bantuan aparat, Aremania yang diculik sambil dipukuli oleh oknum suporter itu, berhasil diselamatkan.
‘’Aremania ini saya tak kenal. Tapi dia pakai syal. Dia lebam-lebam. Tapi nyawanya selamat,’’ ujar Korwil Amazon, Aremania Zona Dinoyo, Muhammad Zainuddin Yusrin, alias I’in.
Serangan terjadi lagi di area Pandaan, dekat posisi korwil Jalur Gazza Sukorejo. Baru sekitar 02.30, Jumat dini hari kemarin, 17 bus Aremania sampai di depan Stasiun Kota Baru Malang.
Selama di jalan, delapan bus, kacanya pecah. I’in pun mengungkapkan, akibat hambatan dan serangan oknum suporter lain, perjalanan Malang-Gresik yang harusnya bisa ditempuh tiga jam, jadi sembilan jam.
‘’Ini rekor. Perjalanan Gresik ke Malang paling-paling tiga jam, tapi ini bisa jadi kurang lebih sembilan jam,’’ ujar I’in, menegaskan tidak ada korban luka parah maupun korban jiwa di pihak Aremania.(tim)
Bisa ditebak, bus pemain kaca depannya pecah. Mobil ofisial, tak lebih baik. Kaca-kaca mobil hancur berantakan. Rombongan itu, jadi sasaran yang mudah untuk dilempari batu.
Padahal, pemain pulang dalam jalur yang dianggap aman. Yakni Gresik – Lamongan – Jombang – Kandangan – Ngantang - Pujon hingga Malang. Itu pun sudah larut malam. Rombongan meninggalkan Hotel Sapta Nawa, sekitar 22.00 WIB. Pertandingan Persegres GU vs Arema sendiri, berakhir 18.00 WIB.
‘’Kita akhirnya pastikan lewat jalur Lamongan. Meski memutar, cenderung lebih aman,’’ ujar General Manager Arema, Ruddy Widodo kepada Malang Post (JPNN Group).
Hingga Lamongan, bus aman-aman saja. Teror baru diterima memasuki wilayah Jombang. Tengah malam, bus pemain dilempar batu. Tepat pada kaca bagian depan di area sopir bus. Kaca pun retak.
Pemain yang awalnya terlelap, sontak terbangun. Kayamba Gumbs, Victor Igbonefo, Alberto Goncalves hingga Irsyad Maulana dan pemain lainnya, mulai gelisah. Mereka tak bisa lagi istirahat, setelah lelah bertanding.
Wartawan Malang Post, Satrya Yudistira yang berada dalam bus pemain, ikut merasakan ketegangan yang terjadi. Apalagi teror terus terjadi. Sekitar pukul 01.00, Di daerah Ngoro, dekat Pare, teror kembali terjadi.
Lemparan batu terjadi berkali-kali. Korban berikutnya adalah mobil ofisial. Toyota Wish milik Manager Legal Arema, Eko Hendro Prasetyo, jadi korban. Kaca depan samping kanan tempat sopir, hancur berantakan.
Begitu juga, kaca samping belakang bagian kiri, bolong karena batu besar yang dilemparkan oleh oknum. ‘’Mobil saya kena di dua tempat. Dekat sopir kacanya habis. Yang belakang bolong,’’ ungkap Eko kepada Malang Post.
Akibat serangan itu, rombongan tim terpaksa berhenti setelah melewati Ngoro. Selain untuk memeriksa mobil, rombongan menghentikan lajunya untuk menunggu jemputan tim pengawalan Polres Malang. Polisi yang mengawal dari Gresik, tidak mau meneruskan kawalan.
Baru setelah masuk wilayah Malang, rombongan benar-benar aman. Tim baru masuk mess pemain, sekitar pukul 03.00 WIB.
Sementara rombongan Aremania, juga baru sampai di depan Stasiun Kota Baru, sekitar pukul 02.30 WIB. Padahal rombongan 17 bus itu, meninggalkan Gresik sekitar pukul 18.30 WIB.
‘’Kita langsung pulang lewat jalur minim gesekan. Rencananya sama seperti jalur tim,’’ tutur Korwil Aremania Jodipanesse, Mulyadi alias Mbah Gintul.
Apalagi, sejak Kamis sore, dikabarkan tol Gresik ditutup karena ada sweeping oleh oknum yang diduga Bonek di Tol Waru. ‘’Namun, sampai di Jombang dan mengarah ke Kandangan, patwal mengarahkan kita ke Mojosari arah Mojokerto, yang tembusnya di jalur Apolo-Japanan,’’ ujar Mbah Gintul.
Padahal di jalur tersebut, ratusan oknum berbaju hijau, sudah menanti. Tak ayal, begitu rombongan sampai di daerah Japanan, bus-bus Aremania dijadikan sasaran lemparan batu.
Aremania terdesak dan ingin saling melindungi. Aremania pun turun dari bus, untuk menghalau oknum suporter. Perang batu pun tak terhindarkan. Sambil mengawal bus yang berjalan pelan, Aremania sempat berjalan kaki untuk menghalau serangan lemparan batu. Setelah kondisi mereda, rombongan bus kembali berjalan. Namun, begitu masuk Pasuruan, terjadi lagi pelemparan oleh oknum.
Dalam perjalanan melewati Pasuruan inilah, Aremania menemui sepeda motor plat N, yang pengendaranya diduga diculik oleh oknum suporter. Tapi, dengan bantuan aparat, Aremania yang diculik sambil dipukuli oleh oknum suporter itu, berhasil diselamatkan.
‘’Aremania ini saya tak kenal. Tapi dia pakai syal. Dia lebam-lebam. Tapi nyawanya selamat,’’ ujar Korwil Amazon, Aremania Zona Dinoyo, Muhammad Zainuddin Yusrin, alias I’in.
Serangan terjadi lagi di area Pandaan, dekat posisi korwil Jalur Gazza Sukorejo. Baru sekitar 02.30, Jumat dini hari kemarin, 17 bus Aremania sampai di depan Stasiun Kota Baru Malang.
Selama di jalan, delapan bus, kacanya pecah. I’in pun mengungkapkan, akibat hambatan dan serangan oknum suporter lain, perjalanan Malang-Gresik yang harusnya bisa ditempuh tiga jam, jadi sembilan jam.
‘’Ini rekor. Perjalanan Gresik ke Malang paling-paling tiga jam, tapi ini bisa jadi kurang lebih sembilan jam,’’ ujar I’in, menegaskan tidak ada korban luka parah maupun korban jiwa di pihak Aremania.(tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar