Kamis, 04 Oktober 2012

Hatta : Batik Mempunyai Kekuatan "The Power Of Culture"

Batik Jangan HanyaDilihatDari Soal Ekonomi Saja

Pekalongan, Info publik - Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa kerajinan batik jangan dilihat dari sisi ekonomi saja karena kain batik mempunyai kekuatan yang luar biasa. "Saya yakin batik mempunyai kekuatan "The Power Of Culture" dan kekuatan kreatifitas sehingga tidak semua orang mampu membuat batik," katanya saat membuka kegiatan Pekan Batik Nusantara 2012 di Pekalongan, Rabu (3/10) .
Menurut dia, goresan tangan pada kain batik yang dibuat para perajin akan menghasilkan produk yang mempunyai kekuatan yang andal karena goresan itu mempunyai makna pesan dan rasa sesuatu hal pada diri manusia. "Batik mempunyai kekuatan "magic" sehingga kami mengajak masyarakat manjadikan bagian dari kehidupan," katanya. Menurut dia, setiap daerah mempunyai corak dan potensi kekhasan budaya sendiri, seperti Kota Pekalongan dengan mengandalkan kerajinan batik.



"Sejumlah daerah memang bisa membuat kerajinan batik. Akan tetapi produk batik yang dihasilkan akan berbeda, seperti batik motif "Jlamprang" tidak akan sama dengan produk daerah lain," katanya.

Ia mengajak masyarakat untuk menjaga batik sebagai warisan tak benda itu karena tidak semua orang bisa membuat batik. "Oleh karena itu, ketika masyarakat punya uang banyak maka kami janganlah harga batik yang dijual perajin batik itu ditawar. Hal itu sekaligus sebgai upaya menghargai para perajin batik," katanya.

Sementara itu Walikota Pekalongan dr Basyir Ahmad berharap agar pelaksanaan Pekan Batik Nusantara yang digelar berselang-seling Pekan Batik Internasional ini tidak monoton dan sekedar rutinitas belaka. Hal ini terbukti dengan digelarnya Pesta Seribu Lampion, Karnaval Batk dan lain-lainya. “Yang paling penting dicermati pada PBN kali ini adalah adanya labeling batik,” tegasnya.

Menurut Basyir labeling batik ini dilakukan untuk mempermudah para pecinta batik memilih batik yang diinginkanya sekaligus melindungi pengrajin batik. “Jadi nanti akan jelas mana batik tulis, cap atau printing hingga pembeli tidak tertipu,” katanya. (diskominfo/007) 

 

Tidak ada komentar: