Sabtu, 27 Oktober 2012

Kesulitan Tenaga Kerja Produksi Terhenti

Industri Tenun bukan mesin Pekalongan berguguran 

Pekalongan (ANTARA) - Belasan industri alat tenun bukan mesin (ATBM) di Desa Pakumbulan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah berhenti berproduksi karena kesulitan mendapatkan tenaga kerja.

Ketua Paguyuban Kerajinan ATBM Pakumbulan, Kecamatan Buaran Imron Kamsari di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa saat ini, hampir sebagian besar pusat kerajinan ATBM Pakumbulan berhenti berproduksi, sedangkan sarana ATBM dibiarkan mangkrak karena kekurangan tenaga kerja.

"Akibat berkurangnya tenaga kerja ini, kami terpaksa membatasi pesanan kerajinan ATBM pada konsumen sebagai upaya menghindari kekecewaan terhadap para konsumen," katanya.
 


Pemilik Pisma Art Pusat Produksi Tenun ATBM itu mengaku, usaha yang dikelolanya sedang kebanjiran order pembuatan bahan baku "wall paper" atau hisan pelapis dinding yang terbuat dari enceng gondok.

"Hiasan pelapis dinding terbuat berasal dari enceng gondok ini biasanya dipasarkan ke Taiwan. Akan tetapi, akibat kami kekurangan tenaga kerja maka pesanan ATBM itu ditolak," katanya.

Semula, dirinya mampu mengirim produksi kerajinan ATBM itu mencapai satu kontainer per bulan, tetapi saat ini hanya memenuhi permintaan itu selama tiga bulan.

"Semula, sebanyak puluhan unit mesin ATBM bisa berjalan berproduksi tetapi kini 37 unit mesin pada kondisi mangkrak karena berkurangnya tenaga kerja," katanya.

Ia menjelaskan, selain memproduksi ATBM dengan bahan baku enceng gondok, industri kerajinan di Pakumbulan itu juga memproduksi tenun ATBM dengan bahan baku akar wangi, serat pohon pisang, dan tenun sutera.

"ATBM akar wangi yang dikemas dalam bentuk sajadah dan aneka kerajinan ini biasanya dipesan konsumen berasal dari Timur Tengah," katanya.
 

 

Tidak ada komentar: