FPI Gerak karena Lokalisasi Buka
PERTENGAHAN pekan lalu Kecamatan Sukorejo Kabupaten
Kendal tiba-tiba menjadi perbincangan hangat. Bukan karena keberadaan
curug Sewu yang menjadi andalan wisata kota sejuk itu, namun aksi
bentrok antara warga setempat dengan Front Pembela Islam atau FPI.
Aksi ini mengundang banyak
keprihatinan, termasuk dari istana. Bagaimana kronologi peristiwa yang
menyebabkan satu orang warga tewas akibat ditabrak mobil yang
dikendarai rombongan FPI itu. Berikut petikan wawancara dengan Zaenal
Abidin Petir, Ketua Tim Advokasi FPI Jateng.
Hingga saat ini banyak sekali
versi yang berkembang terkait dengan peristiwa Sukorejo, menurut
pandangan FPI, peristiwa sebenarnya seperti apa ?
Pertama perlu saya sampaikan, peristiwa
pada Kamis 18 Juli lalu, sebenarnya tidak sehebah yang diberitakan. Itu
hanya emosi sebagian warga yang diduga diprovokasi oleh preman dan
bandar judi togel untuk menyerang kami. Namun peristiwa itu sendiri
diawali dari laporan warga Sukorejo ke kepolisian yang juga ditembuskan
ke FPI.
Dalam laporan tersebut, warga
menyebutkan kalau pada bulan suci Ramadhan ini judi togel masih
beroperasi seperti biasa. Karaoke dan lokalisasi Alas Karet atau Alaska
juga buka seperti biasa. Tentu ini sangat memprihatinkan sehingga FPI
meminta aparat kepolisian menindaktegas kegiatan yang melanggar hukum
itu.
Namun hingga 10 hari puasa, belum ada
tindakan apapun sehingga FPI berinisiatif melakukan investigasi
terhadap kebenaran laporan tersebut. Hasilnya ternyata laporan warga
itu benar. FPI menemukan sedikitnya ada 10 kios judi togel yang masih
membuka usahanya pada siang hari di bulan Ramadhan ini. Selain itu
karaoke dan lokalisasi Alaska juga tetap operasional seperti biasa.
Hasil investigasi ini kemudian
dilaporkan ke ketua FPI Jateng KH Sihabudin di Temanggung. Selain tentu
saja ke aparat kepolisian. Berdasarkan hasil investigasi ini sekitar
20-an anggota FPI pada Rabu 17 Juli sekitar pukul 14.00 mengadakan
pawai taaruf dengan mendatangi bandar judi togel. Saat taaruf, kami
juga didampingi petugas dari Polsek Patean Kendal.
Selain menyita hasil rekapan judi
togel, kami juga melakukan taaruf juga ke lokalisasi Alaska. Ternyata
kompleks lokalisasi di tengah hutan karet itu sudah tutup sehingga
anggota kami memilih pulang. Hasil rekapan judi togel yang sudah kami
amankan ini rencananya akan dijadikan alat bukti dan akan diserahkan ke
aparat kepolisian.
Setelah FPI meninggalkan Alaska, lalu apa yang terjadi ?
Jadi setelah kami meninggalkan Alaska
sekitar pukul 16.00 di tengah jalan rombongan kami dilempari batu.
Tentu saja lemparan batu ini membuat kami turun dari mobil. Kami heran
FPI datang dengan cara baik-baik, dikawal aparat Polsek Patean. Karena
memang sejak awal kami sudah koordinasi dengan aparat setempat.
Mendapat lemparan batu ini dua anggota FPI turun dan mengetahui siapa
yang melakukan pelemparan.
Saat akan ditanya si pelempar itu lari
ke pemukiman warga. Tidak berapa lama kemudian muncul puluhan warga
yang akan menyerang rombongan FPI ini. FPI yakin sebagian warga telah
diprovokasi oleh bandar judi togel dan beking lokalisasi Alaska yang
merasa terusik dengan langkah kami menegakan amar makruf nahi mungkar.
Namun sebelum aksi tambah meluas pihak
kepolisian berinisatif melakukan pertemuan antara perwakilan FPI dengan
kelompok warga. Hingga Kamis dinihari sekitar pukul 03.00 sudah ada
kesepakatan damai antara FPI dengan warga. Namun demikian tindakan
warga yang melakukan pelemparan tidak bisa didiamkan.
Apalagi ada dua anggota kami yang
sempat dianiaya oleh warga, sehingga pimpinan FPI Jateng meminta agar
kegiatan taaruf ini kembali dilaksanakan pada Kamis 19 Juli 2013. Kami
juga sudah menyampaikan izin secara lesan pada Kapolsek Patean dan
tidak masalah. Benar juga sesuai dengan rencana, pada Kamis 19 Juli
pukul 12.00 rombongan FPI dari Temanggung dan Magelang sekitar 50 orang
kembali mendatangi Sukorejo.
Selain ingin melanjutkan taaruf dan
buka puasa bersama, FPI juga ingin menyampaikan hasil temuan keberadaan
judi togel ke kepolisian setempat. Rupanya bandar judi togel serta
preman yang membekingi lokalisasi Alaska sudah memprovokasi warga
Sukorejo sehingga ketika rombongan kami datang belakangan langsung
dilempari batu.
Rombongan pertama termasuk ketua FPI
Jateng KH Sihabudin dan Kasat Intelkam Polres Kendal sudah berada di
masjid agung Sukorejo dan tidak ada masalah apa-apa. Aksi pelemparan
warga terhadap rombongan FPI semakin keras sehingga menengani supir
Avanza yang ditumpangi rombongan kami. Mendapat lemparan batu tepat
dikening tentu menyakitkan sehingga pengemudi kehilangan konsentrasi.
Warga yang diprovokasi bandar judi dan
preman terus mengejar, mau tidak mau mobil harus tetap jalan. Sudah
dilempar kena kepala, masih dikejar sehingga Soni, sopir mobil itu
memacu kendaraannya guna menghindari amuk massa. Ketika ada sepeda
motor meluncur dari gang, Soni tidak melihat sehingga menabrak.
Si pengemudi sepeda motor itu
terpental, sementara motornya keseret mobil Avanza hingga beberapa
meter. Jadi bukan korban yang keseret mobil, namun sepeda motornya.
Saat itu korban mengalami luka-luka dan dibawa ke RS, namun saat
dirawat korban meninggal dunia. Emosi warga yang sudah diprovokasi
bandar judi ini makin menjadi-jadi sehingga mobil yang mengangkut
rombongan kami dibakar.
Saat itu suasana sudah tegang, emosi warga semakin memuncak, lalu apa reaksi dari FPI, khususnya Ketua FPI KH Sihabudin ?
Rombongan FPI yang sudah berada di
masjid Agung Sukorejo mendengar kabar tersebut sempat emosi. Namun
kemudian ditahan oleh pimpinan kami yang terus melakukan koordinasi
dengan aparat kepolisian. Saat itu banyak beredar kabar termasuk adanya
anggota FPI yang dianiaya warga sampai meninggal dunia.
Kabar ini sampai juga ke teman-teman
FPI Jogja dan Solo. Mereka siap datang ke Sukorejo guna membalas aksi
anarkis warga yang diprovokasi bandar togel ini. Namun saya selaku
pengurus FPI Jateng berulang kali meminta agar seluruh anggota FPI
menahan emosinya karena tidak ada anggota yang tewas, itu hanya sebatas
kabar burung saja.
Meski demikian anggota FPI Jogja-Solo
sudah siap sedia membantu saudara-suadaranya yang tengah menghadapi
masalah di Sukorejo. Niat FPI baik yakni ingin mengingatkan, ini bulan
puasa mbok jangan membuka judi togel apalagi siang hari. Tidak ada
niatan untuk melakukan aksi anarkis atau sweeping, FPI ingin menegakan
bulan suci Ramadhan secara damai.
Setelah kasus ini muncul apa langkah selanjutnya yang dilakukan FPI khususnya bagian advokasi?
Setelah kejadian ini kami foKus
melakukan pendampingan terhadap rekan FPI yang sudah ditetapkan sebagai
tersangka. Kami akan memberi bantuan dan pendampingan hukum. Selain
itu FPI Jateng juga akan melakukan evaluasi secara menyeluruh, termasuk
dengan langkah-langkah kami dalam melakukan dakwah.
FPI Jateng akan mengubah pendekatan dan
penampilan menjadi FPI yang lebih santun, bersahabat dan murah senyum.
Selama ini FPI diindentikan dengan aksi sweeping, kekerasan dan
sejenisnya semuanya tidaklah benar. FPI tidak pernah melakukan aksi
sweeping sepanjang aparat bertindak tegas terhadap bentuk pelanggaran.
Istilah sweeping juga tidak kami kenal.
Kami hanya mendorong dan melaporkan secara massif pada aparat
kepolisian/berwenang terkait dengan pelanggaran hukum. Kalau hanya
dilaporkan satu atau dua orang biasanya kurang direspon, namun kalau
dilaporkan secara massif dan bersama-sama tentu respon aparat kan lain.
Selain itu kami juga akan memberi bukti
dan menunjukan pada aparat tentang pelanggaran. FPI siap diajak aparat
keamanan untuk melihat bentuk pelanggaran. Setelah kami tunjukan
pelanggaran itu,silahkan aparat berwenang yang melakukan tindakan
termasuk perampasan.
Mengenai desakan sebagian ulama yang minta FPI dibubarkan, menurut Anda seperti apa?
Apa yang disampaikan para ulama ini sah
sah saja karena siapa saja boleh melakukan usulan. Namun perlu diingat
dalam menyampaikan usulan hendaknya para ulama yang terhormat ini
melihat persoalan secara menyeluruh, secara jernih sehingga tidak bisa
menyalahkan seratus persen ke FPI. Para ulama ini saya harapkan juga
ikut dalam membina umatnya mengenai bentuk amal ibadah amar makruf nahi
mungkar ini yang seperti apa.
Negara saja membina masyarakat yang
salah melalui lembaga pemasyarakatan atau LP, mestinya apa ulama ini
juga membina umatnya jangan hanya ngurusi politik saja, keluar masuk
kantor bupati/walikota sambil membawa proposal, lalu dimana tugas ulama
membina umatnya agar bisa melakukan ibadah secara benar.
TerkAit dengan korban, langkah FPI seperti apa ?
Saya bersama panglima FPI jateng Kyai
Rofii sudah dating langsung ke rumah korban pada Minggu lalu. Kami
langsung bertemu dengan suami korban serta mertuanya. Kami sudah mohon
maaf dan menyesalkan peristiwa ini. Pihak keluarga juga bisa memaafkan
meski urusan hukum itu sudah ditangani kepolisian.
Pada prinsipnya keluarga korban sepakat
dengan langkah FPI memberangus kemaksiatan di tengah bulan suci
Ramadhan. Namun hendaknya langkah yang dilakukan lebih santun sehingga
tidak sampai menimbulkan korban yang tentu harus kita sesali bersama.
Ke depan FPI akan berupaya menampilkan wajah baru yang lebih santun
tanpa mengubah keyakinan berdakwah. (sgt)