Proyek Abadi Pantura Diprotes Wali Kota Pekalongan
Metrotvnews.com, Jakarta: Wali Kota Pekalongan
Basyir Achmad memprotes Kementerian Pekerjaan Umum karena selalu
tergesa-gesa dalam mengerjakan jalur Pantai Utara Jawa (pantura).
Salah satu proyek yang dikritisi adalah penggantian lantai jembatan Sungai Banger yang hanya dikerjakan dalam kurun dua bulan. Ia meragukan mutu pekerjaan jembatan tersebut.
"Saya melayangkan protes ke Kementerian PU karena pengerjaan selalu mepet lebaran sehingga pekerjaan tergesa-gesa dan kualitas pekerjaan proyek selalu rusak belum waktunya," kata Basyir di Pekalongan, Selasa (23/7).
Namun, Pengawas Proyek Perbaikan Petarukan, Pemalang, dari PU Binamarga Edi Widiarso mengatakan betonisasi dikerjakan dengan bahan semen berkualitas tinggi sehingga hanya dalam tujuh hari sudah kering dan dapat dilintasi.
Pakar Transportasi Indonesia dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan indikasi korupsi dalam perbaikan jalur pantura sangat besar.
"Coba tanyakan ke Menteri PU perbaikan jalan mana yang tidak dikorupsi atau pejabat PU mana yang tidak pernah mendapatkan setoran dari kontraktor," kata Djoko Setijowarno.
Ia mengatakan dalam perbincangan dengan beberapa kontraktor perbaikan jalan pada kenyataan hanya dilakukan tidak lebih dari 54% dari total nilai proyek karena harus banyak pemotongan yang dilakukan sehingga kondisi tersebut menjadikan badan jalan tidak sesuai kualifikasi yang seharusnya. (Akhmad Safuan)
Salah satu proyek yang dikritisi adalah penggantian lantai jembatan Sungai Banger yang hanya dikerjakan dalam kurun dua bulan. Ia meragukan mutu pekerjaan jembatan tersebut.
"Saya melayangkan protes ke Kementerian PU karena pengerjaan selalu mepet lebaran sehingga pekerjaan tergesa-gesa dan kualitas pekerjaan proyek selalu rusak belum waktunya," kata Basyir di Pekalongan, Selasa (23/7).
Namun, Pengawas Proyek Perbaikan Petarukan, Pemalang, dari PU Binamarga Edi Widiarso mengatakan betonisasi dikerjakan dengan bahan semen berkualitas tinggi sehingga hanya dalam tujuh hari sudah kering dan dapat dilintasi.
Pakar Transportasi Indonesia dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan indikasi korupsi dalam perbaikan jalur pantura sangat besar.
"Coba tanyakan ke Menteri PU perbaikan jalan mana yang tidak dikorupsi atau pejabat PU mana yang tidak pernah mendapatkan setoran dari kontraktor," kata Djoko Setijowarno.
Ia mengatakan dalam perbincangan dengan beberapa kontraktor perbaikan jalan pada kenyataan hanya dilakukan tidak lebih dari 54% dari total nilai proyek karena harus banyak pemotongan yang dilakukan sehingga kondisi tersebut menjadikan badan jalan tidak sesuai kualifikasi yang seharusnya. (Akhmad Safuan)
Editor: Irvan Sihombing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar