Samarinda segera miliki `flyover` untuk urai kemacetan
Samarinda (ANTARA
News) - Kota Samarinda, Kalimantan Timur, akan segera memiliki
`flyover` (jalan layang) atau jalan alternatif untuk mengurai kemacetan
di kawasan Air Hitam yang menghubungkan Jalan A. Wahab Syahrani dan
Juanda.
"Hari ini (Senin) dilaksanakan syukuran dimulainya pekerjaan pembangunan jalan layang. Namun, pemancangan tiang belum dilakukan dan hanya sebagai syukuran agar proyek bisa berjalan lancar. Pada tahap awal ini, hanya dilakukan pengerjaan pelebaran jalan di sisi kanan dan kiri," ungkap Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang, pada sukuran syukuran dimulainya pekerjaan `flyover` yang dihadiri Sekretaris Kota, Zulfakar Noor, para asisten, staf ahli wali kota dan Kepala SKPD, Senin.
Pengerjaan proyek pembangunan `flyover` Air Hitam itu kata Syaharie Jaang tidak akan menutup Jalan A. Wahab Syahranie dan Juanda karena terlebih dahulu dilakukan pelebaran.
"Pelebaran jalan dilakukan lebih awal agar tidak menambah kemacetan saat pekerjaan berlangsung. Setelah pelebaran selesai, barulah dilakukan pemancangan tiang," kata Syaharie Jaang.
Kebutuhan jalan layang di Kota Samarinda lanjut Syaharie Jaang sudah sangat mendesak sebagai jalan alternatif dalam mengatasi kemacetan yang setiap hari terus bertambah parah.
"Kemacetan di Kota Samarinda sudah sangat parah. Bahkan, perjalanan kurang dari satu kilometer saja jarak tempuhnya bisa mencapai 15 menit. Saya saja, yang menggunakan pengawalan tetap terjebak macet, apalagi masyarakat umum. Jika tidak segera diantisipasi, tidak bisa dibayangkan bagaimana kondisi Samarinda 10 tahun akan datang," katanya.
"Jadi, kami berharap, masyarakat mendukung dan berdoa agar pembangunan `flyover` ini bisa selesai tepat waktu dan tidak mengalami hambatan agar masalah kemacetan segera teratasi," ungkap Syaharie Jaang.
Sementara, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda, H Akhmad Maulana, menyebut, pekerjaan pembangunan `flyover` Simpang Air Hitam dalam hal ini segmen pelebaran akses jalan `flyover` dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Wika) dengan nilai kontrak Rp17.811.173.000.
"Secara umum, keseluruhan pembangunan `flyover` Air Hitam membutuhkan lahan seluas 4.400 meter persegi. Sedangkan lahan yang akan difungsikan untuk menunjang `flyover` terdiri dari sisi Juanda I dan Juanda II serta AW Syahrani I dan AW Syahranie II," kata Akhmad Maulana.
Sementara di lokasi terpisah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII, Kementerian Pekerjaan Umum, Adriananda, mengatakan Jalur Lintas Selatan Kalimantan terdiri dari jalur yang memiliki lebar 4,5 meter sepanjang 381 km yaitu di wilayah Kalimantan Timur 125 km, Kalimantan Tengah 178 km, Kalimantan Barat 77 km.
"Untuk Kalimantan Selatan semua jalan nasional lintas selatannya sudah mempunyai lebar 6 sampai 7 meter," kata Adriananda saat meninjau persiapan jalur Lintas Selatan Kalimantan, Sabtu (1/6).
BBPJN VII telah menerima Rp6 triliun, sebanyak Rp3,2 triliun telah dialokasikan untuk Lintas Selatan Kalimantan di tahun anggaran 2013 ini.
"Hari ini (Senin) dilaksanakan syukuran dimulainya pekerjaan pembangunan jalan layang. Namun, pemancangan tiang belum dilakukan dan hanya sebagai syukuran agar proyek bisa berjalan lancar. Pada tahap awal ini, hanya dilakukan pengerjaan pelebaran jalan di sisi kanan dan kiri," ungkap Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang, pada sukuran syukuran dimulainya pekerjaan `flyover` yang dihadiri Sekretaris Kota, Zulfakar Noor, para asisten, staf ahli wali kota dan Kepala SKPD, Senin.
Pengerjaan proyek pembangunan `flyover` Air Hitam itu kata Syaharie Jaang tidak akan menutup Jalan A. Wahab Syahranie dan Juanda karena terlebih dahulu dilakukan pelebaran.
"Pelebaran jalan dilakukan lebih awal agar tidak menambah kemacetan saat pekerjaan berlangsung. Setelah pelebaran selesai, barulah dilakukan pemancangan tiang," kata Syaharie Jaang.
Kebutuhan jalan layang di Kota Samarinda lanjut Syaharie Jaang sudah sangat mendesak sebagai jalan alternatif dalam mengatasi kemacetan yang setiap hari terus bertambah parah.
"Kemacetan di Kota Samarinda sudah sangat parah. Bahkan, perjalanan kurang dari satu kilometer saja jarak tempuhnya bisa mencapai 15 menit. Saya saja, yang menggunakan pengawalan tetap terjebak macet, apalagi masyarakat umum. Jika tidak segera diantisipasi, tidak bisa dibayangkan bagaimana kondisi Samarinda 10 tahun akan datang," katanya.
"Jadi, kami berharap, masyarakat mendukung dan berdoa agar pembangunan `flyover` ini bisa selesai tepat waktu dan tidak mengalami hambatan agar masalah kemacetan segera teratasi," ungkap Syaharie Jaang.
Sementara, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda, H Akhmad Maulana, menyebut, pekerjaan pembangunan `flyover` Simpang Air Hitam dalam hal ini segmen pelebaran akses jalan `flyover` dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Wika) dengan nilai kontrak Rp17.811.173.000.
"Secara umum, keseluruhan pembangunan `flyover` Air Hitam membutuhkan lahan seluas 4.400 meter persegi. Sedangkan lahan yang akan difungsikan untuk menunjang `flyover` terdiri dari sisi Juanda I dan Juanda II serta AW Syahrani I dan AW Syahranie II," kata Akhmad Maulana.
Sementara di lokasi terpisah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII, Kementerian Pekerjaan Umum, Adriananda, mengatakan Jalur Lintas Selatan Kalimantan terdiri dari jalur yang memiliki lebar 4,5 meter sepanjang 381 km yaitu di wilayah Kalimantan Timur 125 km, Kalimantan Tengah 178 km, Kalimantan Barat 77 km.
"Untuk Kalimantan Selatan semua jalan nasional lintas selatannya sudah mempunyai lebar 6 sampai 7 meter," kata Adriananda saat meninjau persiapan jalur Lintas Selatan Kalimantan, Sabtu (1/6).
BBPJN VII telah menerima Rp6 triliun, sebanyak Rp3,2 triliun telah dialokasikan untuk Lintas Selatan Kalimantan di tahun anggaran 2013 ini.
Editor: Ella Syafputri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar