Masyarakat Enggan ke Klinik Berhenti Merokok
PEKALONGAN
– Masyarakat Kota Pekalongan maupun sekitarnya belum memanfaatkan
Klinik Berhenti Merokok yang ada di sejumlah puskesmas maupun di Balai
Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM). “Sulit mengajak orang ke Klinik
Berhenti Merokok. Karena kebanyakan perokok merasa dirinya sehat,
sehingga enggan datang ke Klinik Berhenti Merokok untuk memeriksakan
kesehatannya,” terang Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan
Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan
Tuti Widayanti.
Klinik
Berhenti Merokok tersebar di semua pueskesmas di Kota Pekalongan.
Selain itu juga ada di BKPM yang diperuntukkan bagi warga dari luar
Kota Pekalongan yang ingin berhenti merokok. Sepanjang 2012, tercatat
343 pengunjung Klinik Berhenti Merokok yang tersebar di 12 puskesmas
dan BKPM. Karena itu, pihaknya gencar melakukan sosialisasi untuk
mendorong perokok aktif yang belum terkena penyakit akibat merokok
untuk berkunjung ke Klinik Berhenti Merokok.
Dijelaskan,
di Klinik Berhenti Merokok, Pengunjung bisa melakukan konsultasi.
Selain itu, di Klinik Merokok itu, para perokok aktif juga akan
diperiksa dengan spirometri. Pemeriksaan spirometri digunakan untuk
mengetahui adanya gangguan di par-paru dan saluran pernapasan. Alat ini
sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Untuk sampai pada
keputusan berhenti merokok, lanjut dia, konsultasi biasanya dilakukan
hingga berkali-kali. “Maksimal kunjungan (konsultasi) kelima, perokok
aktif itu memutuskan untuk berhenti merokok,” sambungnya. Perokok aktif
yang berniat berhenti merokok, selanjutnya akan diberi champix, yaitu
obat berhenti merokok. (smnetwork/k30-06)
(SUMBER : HARIAN PEKALONGAN, 01-07-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar