Kamis, 04 Juli 2013

Pemerintah Indonesia prihatin terkait transisi demokrasi di Mesir

Indonesia Prihatin Kondisi Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyampaikan rasa prihatin terkait perkembangan politik yang terjadi di Mesir. Menlu Marty Natalegawa mengatakan selama ini pemerintah Indonesia mengharapkan proses transisi demokrasi di Mesir bisa berjalan baik, tertib, dan damai.

"Pemerintah Indonesia sangat prihatin menyaksikan perkembangan di Mesir. Kiranya situasi di Mesir dapat segera pulih dan proses demokratisasi sesuai keinginan dan harapan bangsa dan rakyat Mesir akan terus bergulir," katanya, Kamis (4/7).

Terkait WNI yang berada di Mesir, Marty mengatakan tetap dalam perlindungan dan dalam kondisi yang kondusif. Namun, ia menghimbau agar WNI yang ada di Mesir mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di negara tersebut. "WNI juga sebaiknya menghindari tempat pengumpulan massa dan tidak melibatkan diri dalam masalah dalam negeri Mesir," katanya. 

Ia mengaku telah menginstruksikan KBRI Kairo untuk memberikan bantuan dan perlindungan yang diperlukan untuk WNI. Menurutnya, hingga saat ini belum ada rencana evakuasi warga seperti yang sempat terjadi beberapa waktu sebelumnya. "Hingga saat ini tidak ada rencana evakuasi meski ada gejolak politik, situasi dari para warga kita aman. Kami pun sudah menetapkan semacam hotline di perwakilan kita bagi WNI yang perlu bantuan," katanya. 

Rabu (3/7), militer Mesir akhirnya menggulingkan Muhammad Mursi sebagai presiden yang sah negara tersebut. Ini setelah ultimatum 48 jam militer tidak digubris. Militer juga membatalkan konstitusi Mesir dan memerintahkan pemilihan umum presiden segera digelar sebagai salah satu butir roadmap yang disokong oposisi.

 

Tidak ada komentar: