Diawali razia software, Pekalongan akhirnya goes open source
Pemkot Pekalongan telah menjadi contoh dan barometer nasional dalam
hal penerapan open source software (OSS) di pemerintahan kota hingga ke
kecamatan.
Di sela-sela ajang Indonesia Creative Open Source Software (ICrOSS),
walikota Pekalongan Basyir Achmad mengungkapkan implementasi open
source di Pekalongan berawal dari adanya razia software bajakan oleh
aparat kepolisian terhadap warnet-warnet di wilayah tersebut.
"Kami sebagai pemerintah akhirnya tergerak untuk mengembangkan open
source software yang murah dan tak perlu lisensi sehingga warnet atau
pun kantor pemda lainnya bisa menggunakan software yang legal," katanya.
Menurut dia, implementasi OSS tidaklah sulit, karena hanya dalam
waktu 12 hari saja, pengguna baru sudah bisa mengoperasikannya. Dia
menambahkan bahwa yang terpenting adalah kemauan. Sayangnya, hal
tersebut lah yang menjadi kesulitan utama dari implementasi open source.
Basyir mengungkapkan implementasi open source dapat menekan
pengeluaran hingga puluhan miliar karena tidak memerlukan biaya lisensi
dan tidak ada juga biaya antivirus mengingat tingkat keamanan open
source yang tinggi.
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) juga mendukung
pengembangan open source di instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah yang saat ini sudah terimplementasi di sekitar 40 pemda
kabupaten/kota atau sekitar 20 persen dari jumlah pemda kabupaten/kota
di seluruh Indonesia.
Muhammad Hatta, selaku Menteri Riset dan Teknologi menuturkan sering
didatangi gubernur atau walikota dari berbagai daerah yang meminta
untuk diajari software open source. Mereka tertarik karena open source
ternyata bisa menghemat pengeluaran pemerintah hingga miliaran rupiah.
"Akhirnya saya suruh saja mereka belajar ke kota Pekalongan," ujarnya.
Kementerian Riset dan Teknologi mendorong pengembang lokal dan
praktisi di komunitas open source untuk bersama-sama mengembangkan
penggunaan software open source sebagai software yang legal, dan bisa
dimulai dari lingkungan sekitar seperti sekolah, perguruan tinggi, dan
perkantoran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar