10 Daerah Tersangkut Kasus DAK Pendidikan
PEKALONGAN –
Sebanyak 10 Daerah di Jawa Tengah tersangkut kasus Dana Alokasi Khusus
(DAK) Pendidikan dan sudah masuk ke kejaksaan. Bahkan beberapa kepada
dinas telah memenuhi panggilan kejaksaan karena diduga terlibat atau
hanya sebagai saksi. Hal itu diungkap oleh Sekretaris Dinas Pendidikan
Provinsi Jateng, Drs Kartono MPd ketika membuka Rapat Koordinasi
(Rakor) Dewan Pendidikan se-Jawa Tengah di Hotel Nirwana Pekalongan,
kemarin.
Menurut
dia, sekarang ini sebanyak 10 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di
Jateng, bahkan empat Kabupaten/Kota telah memenuhi panggilan kejaksaan.
Adapun dua lainnya oleh kejaksaan telah dipersiapkan untuk dipanggil.
“Saya menyampaikan permohonan maaf dari Pak Gubernur karena tidak bisa
hadir memenuhi undangan Dewan Pendidikan Kota Pekalongan pada acara
Rakor se-Jawa Tengah ini. Dan kepala dinas juga sedang menjadi saksi
kasus DAK di daerah, sehingga saya yang mewakili untuk menyampaikan
sambutan Pak Gubernur,” katanya.
Ilustrasi: siswa-siswi aktif kegiatan
Dikatakan,
Dewan Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan dunia
pendidikan karena memiliki fungsi meningkatkan mutu pelayanan
pendidikan. “Tugasnya menghimpun, menganalisis, memberikan rekomendasi
kepada menteri, gubernur, terhadap munculnya kritik dan saran dari
masyarakat,” tandas dia. Kendati demikian, Kartono menegaskan, Kota
Pekalongan tidak termasuk dalam 10 daerah yang tersangkut kasus DAK
pendidikan.
“Kalau
Kota Pekalongan tidak ada dalam daftar 10 itu, jadi Pekalongan
merupakan yang bagus,” tegasnya. Wakil Ketua Dewan Pendidikan Provinsi
Jateng, Dr Tukiman Taruno Sayogo menambahkan, pekerjaan dari dewan
pendidikan mirip cerita gembala yang berteriak – teriak ada harimau,
setelah banyak orang datang, ternyata tidak ada apa – apa.
Mutu Pelayanan
“Ini
seperti pekerjaan Dewan Pendidikan, ketika harus meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan dan berteriak – teriak tanpa ada faktanya itu sama
seperti cerita gembala dan tidak akan mendapatkan kepercayaan,” ungkap
Tukiman. Lebih lanjut Walikota Pekalongan HM Basyir Ahmad menyebutkan,
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan adalah karena
pada setiap hal kegiatan pendidikan menjadi prioritas utama, sehingga
dapat dilaksanakan secara baik.
“Pendidikan
itu nomor satu, kalau pintar Insya Allah sehat dan tidak miskin.
Kemudian pendidikan yang begitu rumit sulit berdiri begitu saja, harus
ada partner yang mengawal dalam hal pelayanan. Maka, kalau mau baik,
pelayanan juga harus baik,” terang Walikota. Sementara itu, Ketua Dewan
Pendidikan Kota Pekalongan, Suryano SH MHum menjelaskan, kegiatan rakor
tersebut kali pertama digelar di daerah, sebelumnya hanya digelar di
Semarang. (H52-69)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 13-04-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar