Pantura Paceklik Solar
PEKALONGAN-
Sekitar satu bulan terakhir, antrean panjang puluhan truk, bus, serta
kendaraan pribadi di sejumlah SPBU di Pekalongan menjadi pemandangan
setiap hari. Kelangkaan bahan bakar jenis solar di sepanjang jalur
pantura Jateng memaksa para pengemudi kendaraan, terutama truk barang
dan bus adu cepat untuk mendapatkan solar. Pantura benar-benar paceklik
solar.
Akibat
kelangkaan tersebut, antrean kendaraan yang didominasi truk barang dan
bus memanjang hingga jalur pantura. Bahkan tidak jarang barisan
kendaraan di sekitar SPBU menyebabkan arus lalulintas dijalur padat
kendaraan menjadi tersendat.
“Saat berada di pantura Jateng dan solar
hampir habis, saya harus telepon teman lainnya menanyakan SPBU mana
yang masih ada solarnya. Begitu mendapat kabar ada SPBU yang masih
menyediakan solar, maka saya bergerak cepat agar tidak kehabisa,”kata
Muhadi (40), salah seorang sopir pengangkut minuman mineral saat antre
di SPBU Tirto, Kota Pekalongan, minggu.
sejumlah truck barang antri solar
Selain
itu, jika saat melintas ada antrean truk mengular di sebuah SPBU hingga
ke jalur pantura, maka dapat dipastikan SPBU tersebut masih menyediakan
solar. “Biasanya hanya dalam waktu kurang dari tiga jam, solar di SPBU
akan habis. Sehingga para sopir harus cepat mencari informasi dengan
sesama sopir untuk mencari solar,”terangnya.
Dia mengatakan, meskipun
harus mengantre lama, bahkan tidak jarang terpaksa menginap di dalam
kendaraan yang di parkir di tepi jalan demi mendapatkan solar
bersubsidi. Pasalnya, harga solar nonsubsidi jauh lebih mahal dari
solar bersubsidi yang masih bertahan Rp 4.500 per liter.
“Harga
solar nonsubsidi dua kali lipat harga solar subsidi. Sehingga para
sopir angkutan umum dan barang jelas memilih solar bersubsidi, meskipun
harus antre lama dan pembelian dijatah Rp 50-Rp 100 ribu per
kendaraan,”ujarnya.
Nasib serupa dialami Mulyono (53). Setiap masuk
Pantura Jateng dan persediaan solar ditangki kendaraannya telah
mneipis, maka sopir bus jurusan Semarang-Jakarta ini harus aktif
menelepon teman serta petugas SPBU di wilayah Pantura Brebes-Rembang.
“Sejak
solar langka saya meminta nomor handphone petugas SPBU untuk menanyakan
persediaan solar di SPBU tersebut. Kalau tidak secepatnya merapat ke
SPBU yang masih ada solarnya, maka akan kehabisab setiap baru buka,
dipastikan kurang enam jam solar sudah habis,” paparnya.
Kurangi Kuota
Sementara
itu, Supervisor SPBU Medono Kota Pekalongan Wahyu Hidayat Makmur
mengatakan, para pengemudi kendaraan semakin kesulitan memperoleh bahan
bakar solar bersubsidi. Pasalnya, sejak lima hari terakhir PT Pertamina
mengurangi kuota solar bersubsidi di sejumlah SPBU di Kota Pekalongan.
“Sebelumnya
sehari mendapat pasokan 8 kiloliter, sekarang lima hari sekali baru
mendapat 8 kiloliter solar. Padahal saat sehari dapat 8 kiloliter sudah
banyak antrean, apalagi sekarang dipasok lima hari sekali dengan jumlah
tetap 8 kiloliter. Para sopir semakin kelabakan mencari solar,”katanya.
Meskipun
persediaan soalr semakin menipis, SPBU 44.511.05 tidak memberlakukan
batasan pembelian. Setiap kendaraan yang masuk di SPBU tersebut bebas
membeli solar berapa pun. “kalau pembelian dijatah dikhawatirkan mereka
akan kehabisan ditengah perjalanan dan harus antre solar lagi,”katanya.
(mni/06)
(SUMBER : HARIAN PEKALONGAN, 23-04-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar